MARKET NEWS

7 Indikator Analisis Teknikal Saham yang Penting untuk Diketahui Investor

Rizki Setyo Nugroho 19/05/2023 17:10 WIB

Tahukah Anda bahwa ada beberapa indikator analisis teknikal saham yang penting untuk diketahui oleh para investor?

7 Indikator Analisis Teknikal Saham yang Penting untuk Diketahui Investor (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Tahukah Anda bahwa ada beberapa indikator analisis teknikal saham yang penting untuk diketahui oleh para investor?

Indikator saham adalah sebuah alat atau metode yang digunakan untuk menganalisis pergerakan harga saham dan mengidentifikasi pola atau tren yang mungkin terjadi di pasar. Ada beberapa indikator saham yang bisa Anda pelajari untuk meningkatkan keuntungan investasi saham Anda. 

Indikator Analisis Teknikal Saham

Keberadaan indikator saham membantu investor dan trader dalam mengambil keputusan investasi dengan menghasilkan sinyal beli atau jual berdasarkan data harga historis dan volume perdagangan. Nah, berikut adalah beberapa indikator analisis teknikal saham yang perlu Anda ketahui:

1. Moving Average Convergence Divergence (MACD)

Indikator MACD (Moving Average Convergence Divergence) memang merupakan salah satu indikator saham yang paling umum digunakan karena kemudahan penggunaannya. MACD lebih cocok digunakan dalam investasi jangka menengah karena tidak dirancang untuk mendeteksi momentum jangka pendek.

MACD diciptakan oleh Gerald Appel pada akhir tahun 1970. Fungsinya adalah untuk menentukan arah tren dengan mengurangi rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) dalam periode 26 dan 12.

Dengan menggunakan MACD, trader atau investor dapat mengidentifikasi perubahan arah tren yang lebih besar dalam jangka waktu menengah. Indikator ini memberikan sinyal melalui perpotongan antara garis MACD dan garis sinyal, serta melalui divergensi antara MACD dan pergerakan harga saham.

2. Stochastic Oscillator

Stochastic, seperti MACD, adalah indikator saham yang sering digunakan oleh trader dan investor baru. George Lane mengembangkan indikator ini pada tahun 1950-an. Prinsip kerjanya mirip dengan MACD, namun ada perbedaan dalam tampilannya. Ada sebuah area yang signifikan yang terletak di tengah antara kondisi overbought dan oversold.

3. Moving Average (MA)

Moving Average (MA) adalah salah satu alat analisis teknikal saham yang sangat berguna bagi investor jangka panjang. MA telah lama digunakan dan dianggap sebagai salah satu indikator saham tertua dalam analisis teknikal.

MA cenderung kurang responsif dalam mendeteksi perubahan tren secara cepat. Oleh karena itu, MA lebih cocok digunakan dalam strategi investasi jangka panjang dengan periode penahanan (holding period) selama berbulan-bulan. Hal ini karena investor jangka panjang umumnya lebih memilih pendekatan yang stabil dan konservatif daripada mencari keuntungan maksimal dengan risiko yang lebih tinggi. Dengan menggunakan MA, investor dapat mengidentifikasi tren jangka panjang dan mempertimbangkan keputusan investasi mereka secara lebih hati-hati.

4. Relative Strength Index (RSI)

Indikator RSI (Relative Strength Index) mempunyai perbedaan yang cukup signifikan dibandingkan dengan indikator saham sebelumnya. Indikator RSI menampilkan satu garis pergerakan harga dengan pengaturan dasar 14 periode.

Misalnya, jika Anda menggunakan periode yang lebih pendek seperti 5 periode, garis RSI akan menjadi lebih responsif. Dalam pengaturan tersebut, area support umumnya berada di level 30 dan area resisten berada di level 70. Anda dapat mempertimbangkan pembelian saat garis RSI berada di area 30, dan melakukan penjualan saat garis RSI berada di area 70.

Dengan menggunakan indikator RSI, trader atau investor dapat mengidentifikasi kondisi jenuh beli (overbought) atau jenuh jual (oversold) pada saham. Hal ini dapat membantu mereka dalam mengambil keputusan beli atau jual berdasarkan pergerakan harga yang relatif terhadap kekuatan relatif (relative strength) dalam periode waktu tertentu.

5. Bollinger Bands

Bollinger Bands menunjukkan volatilitas harga saham. Mereka terdiri dari garis rata-rata bergerak (MA) dengan dua band di sekitarnya yang mengukur deviasi harga.

Selain itu, Pita Bollinger ini juga dipakai sebagai penentu fase overbought atau jenuh beli dan oversold atau jenuh jual pada sebuah aset.

Di dalam Simple Moving Average (SMA) Pita Bollinger, terdapat dua pita yang berada di garis bawah dan garis atas SMA. Pita di garis bawah disebut dengan Lower Bollinger Bands, sedangkan pita di garis atas disebut dengan Upper Bollinger Bands.

6. Candlestick PDC

Candlestick PDC sebenarnya bukanlah sebuah indikator analisis teknikal saham. Namun, metode analisis ini merupakan yang paling akurat jika investor maupun trader kurang cocok untuk memakai indikator.

Candlestick menjadi salah satu metode analisis teknikal yang digunakan untuk mendeteksi kapan waktunya harga akan berbalik arah (market reversal). 

7. Parabolic SAR

Indikator Parabolic SAR dikembangkan oleh seseorang bernama J. Welles Wilder yang bertujuan untuk membaca arah pergerakan saham. Kata SAR berasal dari Stop and Reverse yang merupakan bagian dari sistem Parabolic SAR.

Indikator ini berfungsi di pasar yang sedang mengalami trend. Wilder merekomendasikan untuk menentukan arah trend menggunakan Parabolic SAR dan menggunakan indikator alternatif lain untuk mengukur kekuatan trend.

Itulah tujuh indikator analisis teknikal saham yang bisa Anda gunakan dalam menganalisis pergerakan dari investasi saham yang Anda miliki. 

SHARE