7 Tips Memilih Saham ala Benjamin Graham: Bapak Value Investing, Panutan Warren Buffet
Benjamin Graham adalah ekonom Amerika Serikat yang mempopulerkan stragegi 'value investing', ia juga adalah figur yang sangat berpengaruh bagi Warren Buffet.
IDXChannel—Artikel ini akan membagikan tips memilih saham ala Benjamin Graham. Ia adalah ekonom Amerika yang dikenal sebagai bapak ‘value investing’, Graham juga merupakan tokoh penting yang menginspirasi Warren Buffet.
Graham menuliskan buku yang kini menjadi panduan bagi banyak investor-investor pemula, yakni ‘Intelligent Investor’. Sampai hari ini, buku tersebut masih dicetak ulang dan menjadi salah satu buku penting dalam pembelajaran investasi saham.
Benjamin Graham lulus kuliah di Columbia University sebagai lulusan terbaik di usia yang terbilang muda, yakni 20 tahun. Selepas lulus, ia sebenarnya ditawari pekerjaan mengajar beberapa mata kuliah, namun ditolaknya. Alih-alih, Graham langsung bekerja di Wall Street.
Warren Buffet menilai ‘Intelligent Investor’ sebagai buku terbaik tentang investasi yang pernah diterbitkan. Dari Graham-lah Buffet menyempurnakan filosofi investasinya yang kini membuatnya menjadi salah satu orang terkaya di dunia.
Apa saja tips investasi yang bisa dipelajari dari Benjamin Graham? Dilansir dari Winvesta.in (10/8), berikut penjelasannya.
7 Tips Investasi Ala Benjamin Graham
1. Kualitas Rating
Penting bagi investor untuk memilih emiten berkualitas baik. Perusahaan yang ‘biasa-biasa’ saja boleh jadi memiliki nilai yang baik. Cara tercepat untuk menilainya adalah dengan melihat rating atau histori dividen perusahaan tersebut.
2. Utang Rendah
Hindari emiten yang memiliki utang lebih tinggi dibanding aktiva lancar atau current asset-nya. Aktiva lancar adalah aset yang dapat dicairkan dalam jangka waktu pendek. Menurut Graham, perusahaan dengan utang rendah cenderung lebih sustainable.
Tingkat utang yang rendah memungkinkan perusahaan untuk tidak menjual asetnya dalam jangka pendek untuk melunasi cicilan utang. Hal ini sangat penting dipertimbangkan, terlebih saat perekonomian tengah kurang stabil.
Graham menganjurkan agar investor memilih emiten dengan tingkat utang tidak lebih dari 110% dari aktiva lancarnya. Perhitungan yang dijagokannya adalah total utang terhadap rasio aktiva lancarnya adalah 1:10.
3. Likuiditas Tinggi
Selaras dengan prinsip utang rendah di atas, Graham menekankan pentingkan memperhatikan kemampuan perusahaan dalam membayarkan beban usahanya. Hal ini dapat dilihat dari rasio aktiva lancar terhadap liabilitasnya.
Prinsip value investing dari Benjamin Graham menganjurkan agar investor memilih perusahaan dengan aktiva lancar setidak 1,5 dari liabilitas lancarnya. Rasio ini mengindikasikan kemampuan perusahaan membayarkan utang jangka pendeknya.
4. Pertumbuhan Pendapatan Positif
Graham juga menekankan untuk memilih perusahaan yang mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang positif. Jangka waktu yang dianjurkan untuk mempertimbangkan rekam jejak kinerja emiten adalah setidaknya lima tahun terakhir.
Perusahaan yang mampu meningkatkan pendapatannya setiap tahun tanpa mencatatkan defisit sekali pun adalah perusahaan yang tergolong aman. Investor dapat meminimalisir risiko dengan berinvestasi pada perusahaan semacam ini.
5. PE Ratio
Price to Earning Ratio adalah rasio EPS (earning per share/pendapatan per saham) terhadap harga saham suatu emiten. PE ratio digunakan untuk menilai mahal atau tidaknya harga saham berdasarkan kemampuan emiten untuk menghasilkan laba bersih.
Graham menganjurkan untuk berinvestasi pada perusahaan dengan PE ratio setidaknya 9.0 ke bawah. Emiten dengan harga saham yang lebih rendah dibanding EPS-nya kerap kali undervalue, atau murah. Sehingga, masih ada potensi harganya akan meningkat seiring waktu berjalan.
6. Price to Book Value (P/BV) Rendah
Graham juga memilih saham dengan P/BV yang terbilang rendah, yakni kurang dari 1.2 saja. Rasio ini juga digunakan untuk melihat apakah harga saham terbilang mahal atau murah berdasarkan harga terkininya dengan nilai buku.
Nilai buku suatu saham menggambarkan nilai asli suatu perusahaan dari tiap lembar saham yang beredar. Saham dengan P/BV di bawah 1.2 dianggap murah.
7. Membagikan Dividen
Tips terakhir ini adalah tips paling mudah diyakini dan diikuti. Graham memilih saham-saham yang dapat memberikan return kepadanya dalam bentuk bagi hasil. Jadi, selain mendapatkan keuntungan dari perubahan harga saham, ia juga mendapatkan keuntungan dari bagi hasil.
Dengan demikian, Graham mendapatkan pendapatan pasif dari saham-saham yang diinvestasikannya. Tips-tips value investing ini sudah dipraktekkan dan kerap dianjurkan untuk investor pemula.
Demikianlah ulasan tentang tips memilih saham ala Benjamin Graham. Tips ini bermanfaat bagi investor pemula. Namun perlu diingat bahwa keputusan menjual dan membeli saham sepenuhnya berada di tangan investor. (NKK)