Ada Ancaman Resesi, Mirae Asset Optimis IHSG Bisa Tumbuh 15 Persen di 2023
Memasuki tahun 2023 dan ditengah isu resesi, pasar saham dinilai masih akan tumbuh positif.
IDXChannel – Memasuki tahun 2023 dan ditengah isu resesi, pasar saham dinilai masih akan tumbuh positif. Martha Christina, Senior Investment Information Mirae Asset, menilai pertumbuhan pasar saham masih sama dengan prediksi yang pernah disampaikan perusahaan pada akhir tahun lalu, dengan proyeksi IHSG dapat mencapai 7.880 pada 2023, tumbuh sekitar 15% dari posisi akhir 2022.
Sepanjang Januari, Mirae Asset memprediksi indeks saham utama domestik itu dapat mencapai 6.953 berdasarkan analisis teknikal.
“Kami memprediksi pergerakan IHSG akan terbatas bulan ini dengan support-resistance IHSG pada rentang 6.739-7.084, terutama karena investor kami prediksi wait and see terhadap data makroekonomi. Apalagi, investor juga masih akan memperhatikan nilai jual bersih asing yang sudah Rp1,7 triliun pada pekan pertama Januari, menyusul Rp20 triliun sepanjang Desember,” ujar Martha.
Menyertai prediksi tersebut, bulan ini Martha menjatuhkan pilihan pada dua sektor saham yaitu perbankan dan barang konsumsi dengan pilihan saham BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, INDF, MYOR, dan ICBP.
Pada kesempatan yang sama, Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset, mengatakan faktor makroekonomi yang sedang ditunggu-tunggu investor dalam waktu dekat adalah keputusan suku bunga The Fed pada awal Februari.
“Saat ini, berdasaarkan data yang dikompilasi CME dan Bloomberg, mayoritas pelaku pasar global memprediksi suku bunga acuan Fed Fund Rate akan dinaikkan 25 bps menjadi 4,5%-4,75% dari posisi saat ini 4,25%-4,5%,” tutur Nafan.
Sekadar informasi, pelemahan IHSG juga didorong net sell asing pada bulan Desember 2022 yang tercatat sebesar Rp 19,5 triliun, setelah net sell senilai Rp 1,7 triliun pada bulan sebelumnya. Sepanjang tahun 2022, net buy tercatat sebesar Rp 44,5 triliun, setelah sempat menyentuh Rp 70 triliun pada pertengahan September. Nilai tukar Rupiah juga melemah ke kisaran level Rp15,700-an sejak awal bulan Desember, yang merupakan level terendah sejak April 2020. (SNP)