MARKET NEWS

Ada Potensi Return 70 Persen, Analis Sarankan Beli Saham IATA

Rista Rama Dhany 26/04/2022 09:57 WIB

Henan Putihrai Sekuritas merekomendasikan investor untuk memantau pergerakan saham PT MNC Energy Investments (IATA).

Ada Potensi Return 70 Persen, Analis Sarankan Beli Saham IATA (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Henan Putihrai Sekuritas merekomendasikan investor untuk memantau pergerakan saham PT MNC Energy Investments (IATA). Pasalnya ada potensi kontribusi positif dari unit bisnis migas dan batu bara perseroan.

"Kami menginisiasi IATA dengan peringkat BUY pada TP 390 (70 persen potensi return dari harga sekarang 230), karena potensi pemulihan kinerja keuangan menyusul kontribusi yang diantisipasi dari Bhakti Coal Resources (BCR) dan Bhakti Migas Resources (BMR) yang diharapkan dapat mengimbangi bisnis penerbangan yang sedang berkinerja kurang baik," tulis Henan dalam risetnya, Selasa (26/4/2022).

Henan melanjutkan, setelah konsolidasi BCR, Pendapatan/EBITDA IATA 1Q22 tercatat sebesar USD 40,4/23,5 juta. Laba Bersih berhasil pulih menjadi USD 9,4 juta dari 0,5 juta kerugian bersih di FY21. 

"Kami memproyeksikan EBITDA dan Laba Bersih 22F/23F dapat mencapai USD233,4/260,1 juta dan 93,35/104,05 juta, masing-masing, mengikuti target produksi batubara sebesar 7,8/8,2 juta ton pada 22F/23F," tambahnya.

Oleh karena itu, pada kapitalisasi pasar yang diproyeksikan sebesar Rp4,65 triliun setelah rights issue, IATA saat ini diperdagangkan pada valuasi yang murah, hanya 3,5/3,1x dari rasio 22F/23F P/E-nya. TP kami menyiratkan 4,8/4,3x dari rasio P/E 22F/23F. 

Masih cukup murah jika dibandingkan dengan emiten lain sejenis seperti PTBA dan ADRO yang saat ini diperdagangkan pada 5,3x dan 7,6x rasio P/E-nya, masing-masing. Perusahaan IDX ENERGY saat ini diperdagangkan pada median 9,1x dari rasio P/E-nya masing-masing (Trailing 12M).

Seperti diketahui, PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) sebelumnya dikenal sebagai PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk yang sebelumnya hanya bergerak di bisnis penerbangan charter dan infrastruktur pelabuhan. Akibat dampak negatif dari pandemi terhadap industri penerbangan, pada Februari dan April 2022, Perseroan memutuskan untuk memasuki bisnis pertambangan batubara dan migas dengan mengakuisisi dan mengkonsolidasikan PT Bhakti Coal Resources (BCR) dan PT Bhakti Migas Resources (BMR), masing-masing. Kedua entitas tersebut berada di bawah pengendalian bersama MNC Group.

BCR memiliki kepemilikan mayoritas pada 9 aset tambang batubara yang berlokasi di Musi Banyuasin (Sumatera Selatan). Nilai kalori bervariasi antara 2600-3800 kkal/kg. Total cadangan dan sumber daya diperkirakan masing- masing mencapai 261,74 juta dan 1,6 miliar metrik ton. Rasio pengupasan 2,5 - 3,5 - 4x.

BMR diharapkan memiliki kontrak Participating Interest dan Production Sharing dari blok Semai III (Papua Barat) setelah akuisisi 85 persen PT Suma Sarana (SS, menunggu persetujuan Pemerintah), yang diperkirakan memiliki 31,8tn kaki kubik sumber gas yang masih menunggu sertifikasi. (RAMA)

SHARE