MARKET NEWS

Adani Jadi Pelanggan Batu Bara, BUMI Sebut Tidak Ada Masalah

Aldo Fernando - Riset 17/02/2023 09:25 WIB

Adani Group sebagai salah satu pelanggan batu bara yang diproduksi oleh anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Kaltim Prima Coal (KPC).

Adani Jadi Pelanggan Batu Bara, BUMI Sebut Tidak Ada Masalah. (Foto: IDXChannel/Aldo Fernando)

IDXChannel – Perusahaan milik konglomerat India Gautam Adani, Adani Enterprise, lewat anak usahanya terdaftar sebagai salah satu pelanggan batu bara yang diproduksi oleh anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Kaltim Prima Coal (KPC).

Hal tersebut terlihat dari papan informasi pemuatan kapal (shiploading) milik KPC di pelabuhan Tanjung Bara Coal Terminal, di Sangatta, Kalimantan Timur.

Di dalam informasi di papan tersebut tertulis, selain Kobe Steel asal Jepang yang memesan 59.800 MT batu bara KPC dengan brand Pinang tertanggal 13 Februari 2023, nama Adani juga tampak dengan jumlah pesanan 135.000 MT batu bara Melawan melalui kapal mother vessel (MV) Ojas dengan tanggal yang sama.

Foto: Adani via MV Ojas tercatat memesan batu bara KPC/Aldo Fernando

Informasi saja, ada tiga jenis brand coal milik KPC berdasarkan kualitas, yakni Prima Coal yang merupakan batu bara thermal berkualitas paling tinggi (nilai kalori 6.500-7.000), Pinang Coal, dan grade paling rendah Melawan Coal.

Saat ditanyai soal Adani, Vice President Investor Relations and Chief Economist Bumi Resources Achmad Reza Widjaja menjelaskan, konglomerat tersebut memang salah satu pelanggan Bumi.

“Saya tidak tahu sejak kapan, tapi memang ada dia di customer,” kata Reza di kantor anak usaha Bumi, PT Kaltim Prima Coal (KPC), di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Selasa (14/2/2023).

Reza menambahkan, persoalan yang sedang mendera Adani akhir-akhir ini tidak berpengaruh terhadap Bumi saat ini. “Nggak ada sih. Nggak ada pengaruhnya sama sekali,” imbuh dia.

Kendati bukan termasuk klien besar, Reza bilang, Ada memiliki pesanan yang lumayan signifikan.

“Dibilang besar, nggak juga sih. Cuman Ada beberapa order yang lumayanlah signifikan. Cuman gini, dia kan by contract, jadi menurut saya sih tidak langsung terpengaruh. Carut marutnya mereka tidak langsung berpengaruh dengan pembelian dan pengirim barang,” beber Reza.

Namun, Reza tidak menjelaskan secara detail, via anak usaha yang mana Adani Group menjadi pembeli batu bara KPC.

Berdasarkan data di website Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI-ICMA), Adani Group memiliki anak usaha di Indonesia bernama PT Adani Global.

Sementara itu, lewat website Adani Enterprise, Grup Adani menjelaskan, PT Adani Global dibentuk dengan fokus ke pertambangan batu bara, dan operasi logistik, dan perdagangan di Indonesia. Adani Global mendapatkan izin usaha pertambangan (IUP) dari pemerintah RI pada 2007.

Tambang batu bara Adani sendiri terletak di pulau kecil di Kalimantan Utara, Bunyu.

Sebelumnya, riset milik perusahaan asal Amerika Serikat (AS) Hindenburg Research yang terbit pada 24 Januari 2023 menuduh Adani Group melakukan penipuan, termasuk skema manipulasi saham dan akuntansi.

Hindenburg, yang memiliki posisi short terhadap Adani Group, menjelaskan, Grup tersebut mengerek valuasi perusahaan demi tetap terlihat sehat walaupun punya utang yang menggunung. Seiring dengan posisi short-nya, Hindenburg bertaruh, harga saham konglomerat itu akan anjlok.

Sejak laporan tersebut terbit, Adani Group kehilangan nilai pasar saham hingga lebih dari USD100 miliar, sedangkan pundi kekayaan sang empunya grup, Adani, anjlok lebih dari USD50 miliar.

Pihak Adani sendiri menegaskan, tuduhan Hindenburg tersebut tidak berdasar.

"Hindenburg tidak menerbitkan laporan ini untuk alasan altruistik apa pun, tetapi murni karena motif egois dan pelanggaran mencolok terhadap undang-undang efek dan valuta asing yang berlaku," demikian jelas respons Adani Group. (ADF)

SHARE