MARKET NEWS

ADRO-BUMI-ASII Cs, Mana Saham Konglomerat Paling ‘Murah’?

Melati Kristina - Riset 07/09/2022 07:30 WIB

Saham emiten konglomerat seperti ADRO, BUMI, hingga ASII punya valuasi yang tergolong murah padahal kinerja sahamnya melambung sepanjang tahun 2022.

ADRO-BUMI-ASII Cs, Mana Saham Konglomerat Paling ‘Murah’? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Konglomerat Tanah Air menguasai berbagai saham emiten raksasa dalam negeri dengan kinerja yang ciamik. Adapun dari deretan emiten tersebut, terdapat sejumlah emiten yang memiliki valuasi saham yang masih murah.

Berdasarkan riset Tim Riset IDX Channel, sebagaimana dilaporkan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Adaro Indonesia Tbk (ADRO) menjadi emiten konglomerat dengan valuasi saham termurah.

Adapun price earning ratio (PER) dari emiten ini hanya sebesar 3,60 kali. Sedangkan dari rasio price to book value (PBV) ADRO sebesar 1,70 kali.

PER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai mahal murahnya saham berdasarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih per saham. Sedangkan PBV digunakan untuk membandingkan harga saham terhadap nilai buku perusahaan.

Umumnya, angka PER dan PBV di bawah 1 kali menunjukkan valuasi suatu saham murah (undervalued).

Sementara dari kinerja sahamnya, ADRO masih mencatatkan pertumbuhan saham yang melesat hingga 79,56 persen secara year to date (YTD).

Asal tahu saja, ADRO merupakan salah satu emiten batu bara yang sahamnya dikoleksi oleh Garibaldi 'Boy’ Thohir, kakak kandung Menteri BUMN Erick Thohir yang menduduki peringkat ke-17 orang terkaya di RI pada 2021 berkat penguasaan saham di emiten tambang.

Emiten konglomerat lainnya yang valuasinya masih murah yakni PT MNC Energy Investments Tbk (IATA). Emiten milik MNC Group yang dikendalikan oleh Hary Tanoesoedibjo tersebut memiliki PER sebesar 3,85 kali dan rasio PBV di angka minus 1,18 kali.(Lihat tabel di bawah ini.)

Sedangkan BEI mencatat, per penutupan Selasa (6/9), kinerja saham dari emiten batu bara dan migas ini secara YTD terbang hingga 143,08 persen.

Menyusul kedua saham dengan valuasi termurah, emiten batu bara milik konglomerat lainnya dengan valuasi yang murah adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT).

Emiten milik Grup Bakrie, BUMI, memiliki nilai PER dan PBV masing-masing sebesar 5,78 kali dan minus 5,85 kali. Sementara performa saham dari emiten batu bara ini terbang hingga 222,39 persen sepanjang 2022.

Sementara emiten tambang lainnya, SMMT milik Grup Rajawali PER-nya 6,79 kali. Sedangkan PBVnya mencapai 2,56 kali. Dilihat dari kinerja sahamnya, secara YTD harga saham SMMT sudah terbang hingga 328,22 persen.

SMMT merupakan emiten batu bara yang dikuasai oleh Peter Sondakh yang merupakan orang terkaya ke 18 di Tanah Air menurut Forbes pada 2021.

Secara umum, rasio PER dan PBV yang lebih rendah dibandingkan historis dan industri menunjukkan suatu saham memiliki valuasi lebih murah (undervalued). Adapun rasio dari emiten-emiten batu bara ini masih berada di bawah rata-rata industri, yaitu 2,36 kali.

Di samping saham batu bara, konglomerat Tanah Air juga memiliki emiten di sektor lain yang valuasi sahamnya masih tergolong murah.

Duo emiten milik Grup Astra, yaitu PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Astra International Tbk (ASII) memiliki nilai PER yang masih murah dibanding emiten konglomerat lainnya yaitu masing-masing sebesar 6,39 kali dan 7,69 kali.

Adapun kinerja saham kedua emiten ini masih ciamik sepanjang tahun 2022. Saham emiten alat berat yaitu UNTR masih melesat hingga 60,27 persen per penutupan Selasa (6/9). Sementara saham emiten otomotif ASII secara YTD masih bertumbuh hingga 21,05 persen.

Sedangkan berdasarkan data dari BEI, PBV dari UNTR sebesar 1,70 kali dan ASII sebesar 1,52 kali.

Selain emiten-emiten di atas, emiten-emiten konglomerat yang masuk dalam kategori saham dengan valuasi murah lainnya adalah PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).

Saham milik Grup Lippo, LPGI, memiliki rasio PER sebesar 8,17 kali dan rasio PBV sebesar 1,92 kali. Sedangkan harga saham emiten asuransi ini masih menanjak hingga 106,12 persen secara YTD, per penutupan Selasa (6/9).

Sementara emiten batu bara milik Grup Bakrie, ENRG juga masih memiliki PER yang cukup murah dibanding emiten konglomerat lainnya, yakni berada di angka 8,91 kali. Sementara rasio PBV-nya mencapai 0,84 kali.

Adapun BEI mencatat, harga saham emiten ini melambung tinggi hingga 178,43 persen secara YTD pada penutupan perdagangan Selasa (6/9).

Periset: Melati Kristina

(ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE