MARKET NEWS

Aksi IPO di Eropa Nyaris Mati, Bursa Asia Justru Melesat

Desi Angriani 24/04/2023 06:00 WIB

Aksi penawaran umum perdana atau IPO di pasar saham global mulai rebound secara perlahan.

Aksi IPO di Eropa Nyaris Mati, Bursa Asia Justru Melesat (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Aksi penawaran umum perdana atau IPO di pasar saham global mulai rebound secara perlahan. Aktivitas listing perdana tertinggi terjadi di bursa Asia sedangkan aksi IPO di Eropa nyaris mati.

“Pasar IPO kembali secara bertahap dan perlahan. Ini belum 100% kembali, tetapi ada tanda-tanda kehidupan dan semangat baru,” kata co-head of Equity Capital Market  James Wang dilansir dari Bloomberg, Minggu (23/4/2023)

Harga IPO secara global pada Maret dan April sekitar USD 25 miliar (Rp373,4 triliun) atau hampir dua kali lipat dari dua bulan pertama tahun ini.

Adapun aktivitas IPO di Asia menyumbang hampir 80% dari penjualan saham baru pada April 2023. Namun, kekhawatiran tentang resesi telah menghalangi emiten AS untuk melantai di bursa mereka.

Sementara itu, pasar IPO Eropa hampir mati lantaran turun sekitar 12% dari periode yang sama tahun lalu ketika invasi Rusia ke Ukraina membuat listing terhenti.

Serupa prospek IPO di AS tetap menantang. Hanya USD 4,1 miliar (RP 61,2 triliun) yang telah dikumpulkan untuk perusahaan yang terdaftar di bursa AS tahun ini.

“Kita masih dalam dunia yang tidak pasti dan ketidakpastian adalah hal terburuk untuk penerbitan baru,” kata Greg Martin, salah satu pendiri Rainmaker Securities.

Bukti AS menuju resesi kian meningkat, terlihat dari suku bunga yang masih belum jelas. “Bagaimana Anda menentukan harga kesepakatan ketika Anda tidak tahu berapa biaya modal yang seharusnya berdasarkan pandangan ke depan,” kata Patrick Galley, CEO & CIO RiverNorth Capital Management. "Kejelasan atas suku bunga adalah kuncinya", lanjutnya.

Melansir Bloomberg, kini Asia dengan mudah menjadi area tersibuk untuk penawaran global. Di Indonesia sendiri, produsen nikel, Rakuten Bank Ltd, melonjak setelah mengumpulkan 83,3 miliar Yen (Rp9 triliun) dalam IPO terbesar Jepang sejak 2018.

(DES/ Anabela C Zahwa)

SHARE