MARKET NEWS

Arah IHSG Pekan Ini akan Terpengaruh Data PMI Manifaktur, Inflasi, dan May Day

Anggie Ariesta 29/04/2024 10:27 WIB

IHSG pekan ini (29 April-3 Mei 2024) akan dipengaruhi oleh data PMI Manufaktur dan adanya libur May Day atau Hari Buruh Internasional pada Rabu (1/5).

Arah IHSG Pekan Ini akan Terpengaruh Data PMI Manifaktur, Inflasi, dan May Day (foto mnc media)

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini (29 April-3 Mei 2024) akan dipengaruhi oleh data PMI Manufaktur dan adanya libur May Day atau Hari Buruh Internasional pada Rabu (1/5).

Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT), Angga Septianus mengimbau para trader memerhatikan sejumlah sentimen yang akan memengaruhi pergerakan harga-harga saham.

“Dari Amerika Serikat (AS), ada sentimen interest rate dengan konsensus stay di 5,5%, unemployment rate dengan konsensus stay di 3,8% dan Non-Farm Payrolls dengan konsensus turun dari 303 ribu ke 243 ribu,” kata Angga dalam risetnya, Senin (29/4).

Dari dalam negeri, para investor wajib memerhatikan sentimen PMI manufaktur yang diperkirakan turun dari 54,2 ke 54,1, inflasi YoY yang diprediksi naik dari 3,05% ke 3,4%, inflasi MoM yang diperkirakan naik dari 0,52% ke 0,8%.

Sementara inflasi inti YoY diprediksi naik dari 1,77% ke 1,9% dan inflasi inti MoM dengan forecast naik dari 0,52% ke 0,8%.

Angga menjelaskan, IHSG tersandera dua sektor top loser IDX BASIC yang merosot 3,37% dan IDX TRANS turun 3,17%, sehingga indeks berakhir melemah ke 7.036 pada akhir pekan lalu (26/4). 

Sedangkan dua saham top gainers yang menahan IHSG tidak turun semakin dalam, yakni IDX TECHNO yang naik 1,6% dan IDX INFRA naik +0,96%. 

Angga menyebut, ada sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan market pada pekan lalu, yakni kenaikan suku bunga BI, net sell asing, yield obligasi, kuatnya ekonomi AS dan sentimen harga komoditas. 

"Bank Indonesia menaikkan suku bunga 25 bps pada pekan lalu untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah, tapi Dolar AS ternyata masih terlalu kuat,” ujar Angga. 

Terakhir, Rupiah berada di Rp16.241 per USD. Sementara itu, net sell asing mencapai Rp4,8 triliun dalam sepekan, terbesar pada saham-saham blue chip big banks.

Yield obligasi tenor 10 tahun Indonesia 7,25% dan AS 4,7%. Dana di pasar saham diserap bond market karena risiko atau return yang jauh lebih menarik.

Terkait sentimen ekonomi AS yang masih kuat, Angga menjelaskan, pasar tenaga kerja Initial Jobless Claims April 207 ribu dan sebelumnya 212 ribu.

Selanjutnya ada sentimen sektor komoditas, di mana harga emas mulai mengalami koreksi setelah tensi Timur Tengah mereda, tapi government buying dan chinese demand masih menopang harganya.

Harga minyak melanjutkan penguatan, di mana Brent 2,9% dan WTI 1,4%. Copper menguat 2%, melanjutkan tren setelah Rusia kena sanksi dan LME tidak bisa menerima ekspor dari Rusia.

Berkaca pada data-data ekonomi dan sentimen di atas, Indo Premier Sekuritas merekomendasikan tiga saham pada pekan ini, yakni Buy on Pullback PTRO (Support: 4.790, Resistance: 5.550), Buy RAJA (Support: 1.350, Resistance: 1.420), dan Buy on Pullback BBCA (Support: 9.100, Resistance: 9.700).

(FAY)

SHARE