MARKET NEWS

Arkora Hydro (ARKO) Resmi Melantai di Bursa, Raup Dana Rp182,67 Miliar

Anggie Ariesta 08/07/2022 09:19 WIB

PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan berhasil meraup dana segar Rp182,67 miliar.

Arkora Hydro (ARKO) Resmi Melantai di Bursa, Raup Dana Rp182,67 Miliar. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Jumat (8/7/2022). Emiten tersebut pun berhasil meraup dana segar sebanyak Rp182,67 miliar.

Dana tersebut didapat dari penerbitan 608.895.000 saham baru di bursa. Direktur Utama ARKO, Aldo Artoko mengatakan, perseroan telah menetapkan harga IPO pada Rp300 per saham dari kisaran awal antara Rp286 per saham hingga Rp310 per saham.

Jumlah saham perseroan yang ditawarkan itu mewakili 20,79% dari modal ditempatkan dan disetor ARKO setelah IPO saham. Adapun, dana segar itu akan digunakan perseroan untuk dua hal.

Pertama, sebesar 63% untuk tambahan investasi pada anak perusahaan yang akan dimaksimalkan guna pengembangan proyek-proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) kedepannya, yaitu 54% di PT Arkora Hydro Sulawesi (AHS), 29% di PT Arkora Energi Baru, dan 17% di PT Arkora Tenaga Matahari.

Kedua, sekitar 37% akan digunakan untuk pelunasan kewajiban jangka pendek. Sedangkan dana yang diperoleh dari kelebihan pemesanan penjatahan terpusat, akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja antara lain rencana pengembangan usaha pembangkit listrik tenaga air, seperti: biaya survei pencarian lokasi potensial baru, feasibility study atau studi kelayakan, studi kelistrikan, dan studi-studi lainnya yang berhubungan dengan pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga air.

Investor sangat antusias menyambut saham ARKO. Hal itu terlihat dari tingginya minat selama masa penawaran, sehingga mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 10,89 kali.

Tingginya antusiasme investor tersebut membuat ARKO melakukan penambahan penerbitan saham baru yang berasal dari portepel sebanyak 28.995.000 saham. Sehingga saham yang diterbitkan menjadi 608.895.000 saham, dari rencana semula 579.900.000 saham.

Aldo meyakini, bisnis EBT memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia, bahkan dalam teknologi yang sudah matang seperti hidro, surya dan angin. Kehadiran hydro sudah kompetitif dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. Di sisi lain, pemanfaatan potensi EBT masih jauh di bawah 10%.

Aldo mengemukakan, bermodalkan pengalaman di bidang EBT, ARKO berencana mencari peluang akuisisi. “Kami juga aktif mencari proyek hidro berpotensi besar di atas 25 MW,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat (8/7/2022).

ARKO telah menyelesaikan pembangunan proyek mini hidro Cikopo-2 dengan total biaya USD1,65 juta/MW. Cikopo-2 merupakan pembangkit listrik berkapasitas 7,4 MW yang dimiliki dan dioperasikan oleh ARKO.  

Selain itu, ARKO mengerjakan proyek Tomasa. Pengerjaan proyek Tomasa menelan biaya investasi USD1,75 juta/MW. Biaya investasi tersebut di bawah rata-rata industri sebesar US$2,2 - 2,5 juta/MW.

Proyek Tomasa merupakan pembangkit listrik berkapasitas 10 (2x5) MW. Proyek tersebut berada di bawah anak usaha ARKO, yaitu PT Akora Sulawesi Selatan. Adapun proyek Tomasa sudah memasuki tahapan commercial operations date (COD) pada bulan Maret 2020 lalu.

Sementara proyek Yaentu di Poso (Sulawesi Tengah) sedang dalam konstruksi. Proyek Yaentu dengan kapasitas 10 (2x5) MW ini dikembangkan oleh PT Arkora Hydro Sulawesi, anak perusahaan tidak langsung milik ARKO. 

Hingga Maret 2022, proses pengerjaan proyek telah mencapai 50%. Proyek ini ditargetkan memasuki tahapan COD pada triwulan I 2023.

ARKO juga sedang melakukan persiapan tahap konstruksi Proyek Kukusan-2 di Lampung, Sumatera dengan kapasitas 5,4 MW. Proyek PLTA ini ditargetkan beroperasi pada triwulan IV 2024.

Di sisi lain, ARKO terus berkomitmen untuk meningkatkan bauran energi terbarukan melalui pembangunan pembangkit listrik tenaga air dalam turut serta berpartisipasi membangun Indonesia.

(FRI)

SHARE