Asing Borong Saham Perbankan, Tambang, hingga Consumer Goods dalam Sepekan
Investor asing mencatatkan aksi beli bersih (net foreign buy) pada saham-saham perbankan, tambang, dan consumer goods sepanjang pekan ini.
IDXChannel – Investor asing mencatatkan aksi beli bersih (net foreign buy) pada saham-saham perbankan, tambang, dan consumer goods sepanjang pekan ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup di level 8.163,88 atau turun 1,30 persen dalam sepekan. Meski melemah, investor asing tercatat membukukan net buy di pasar reguler senilai Rp2,17 triliun.
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi incaran utama dengan nilai beli bersih mencapai Rp1,61 triliun di pasar reguler, diikuti oleh PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) sebesar Rp286,63 miliar, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) senilai Rp198,99 miliar.
Saham bank besar lainnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga tak luput dari aksi beli asing, dengan nilai Rp138,60 miliar. Harga saham BMRI terkerek 3,74 persen sepekan.
Selain sektor keuangan, saham tambang juga menarik minat investor asing. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) diborong senilai Rp185,75 miliar dengan kenaikan harga 9,91 persen dalam sepekan. Aksi beli juga terlihat pada saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) sebesar Rp155,99 miliar, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Rp152,26 miliar, dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Rp68,14 miliar yang naik 12,83 persen.
Dari sektor consumer goods, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatatkan net buy Rp136,93 miliar, naik 1,98 persen dalam sepekan. Saham ritel PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) juga dibeli asing senilai Rp82,84 miliar meski terkoreksi 7,8 persen.
Saham teknologi raksasa turut menarik perhatian, seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dengan beli bersih Rp74,19 miliar dan kenaikan harga 9,09 persen.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai tren akumulasi asing di saham blue chip tradisional belakangan ini menunjukkan optimisme terhadap prospek ekonomi domestik.
“Saat ini investor asing terlihat mengakumulasi beberapa saham blue chip classic seperti BBCA, TLKM, ASII, UNVR, dan JPFA,” ujar Michael, Kamis (30/10/2025).
Ia menambahkan, pergerakan tersebut juga meluas ke sejumlah saham komoditas. “Terlihat juga dalam beberapa akumulasi di saham komoditas seperti BRMS, ANTM, MDKA, dan UNTR,” imbuh dia.
Menurut Michael, pola ini menandakan adanya persiapan atau respons positif terhadap kondisi ekonomi di dalam negeri. “Menyusul beberapa kebijakan agresif yang dilakukan oleh Menkeu dalam mendorong ekonomi,” tuturnya. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.