Asing Ramai-Ramai Lepas Saham Bank Besar sepanjang 2025
Investor asing tercatat agresif melakukan aksi jual bersih (net sell) di saham-saham perbankan besar, seiring tekanan pasar dan pelemahan kinerja harga saham.
IDXChannel – Investor asing tercatat agresif melakukan aksi jual bersih (net sell) di saham-saham perbankan besar, seiring tekanan pasar dan pelemahan kinerja harga saham secara year to date (YTD).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga 30 Desember 2025, saham bank swasta milik Grup Djarum PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi saham dengan net sell asing terbesar, mencapai sekitar Rp28,78 triliun.
Harga saham BBCA terkoreksi 13,40 persen ke Rp8.075 per unit sepanjang tahun ini, mencatatkan kinerja tahunan negatif pertama sejak penurunan 8,75 persen pada 2008 di masa krisis finansial global.
Posisi berikutnya ditempati PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan aksi jual bersih asing sekitar Rp13,75 triliun, di tengah penurunan harga saham sebesar 1,52 persen secara YTD ke Rp5.100 per unit.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga tak luput dari tekanan, dengan net sell asing mencapai Rp9,87 triliun dan harga saham turun sekitar 1,52 persen ke Rp3.660 per unit.
Dari sektor energi, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) mencatatkan jual bersih asing sekitar Rp4,91 triliun. Saham ADRO mengalami koreksi cukup dalam, yakni lebih dari 25 persen ke Rp1.810 per unit sepanjang 2025.
Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) relatif lebih stabil. Meski dilepas asing sekitar Rp4,25 triliun, harga saham BBNI masih mampu mencatatkan kenaikan 9,46 persen secara year to date menjadi Rp4.370 per unit.
Menurut catatan CGS International (CGSI), dalam riset pada 9 Desember 2025, kepemilikan asing di bank-bank besar Indonesia mengalami penurunan signifikan sejak awal tahun hingga November 2025, mendekati level yang tercatat pada awal pandemi Covid-19.
Pada puncaknya pada 2023-2024, kepemilikan asing sempat berada di atas 75 persen, lebih dari satu standar deviasi di atas rata-rata 10 tahun. Saat ini, level tersebut turun menjadi sekitar 60-70 persen, atau satu standar deviasi di bawah rata-rata.
“Arus dana keluar tersebut dipicu oleh kombinasi faktor makro serta serangkaian penurunan proyeksi laba pada konsensus Bloomberg,” kata analis CGSI.
Menariknya, tidak semua saham yang dilepas asing berakhir negatif. Saham tambang Grup Bakrie dan Grup Salim PT Bumi Resources Tbk (BUMI) justru mencatat lonjakan harga signifikan hingga lebih dari 200 persen sepanjang 2025 ke Rp366 per unit, meski tetap mengalami net sell asing sekitar Rp3,88 triliun.
Kemudian, saham konsumsi dan kesehatan seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) juga masuk daftar saham yang banyak dilepas asing, masing-masing dengan net sell sekitar Rp2,84 triliun dan Rp2,42 triliun, seiring pelemahan harga saham di rentang 10-26 persen. Hingga akhir 30 Desember 2025, saham ICBP diperdagangkan di level Rp8.200 per unit dan KLBF di Rp1.205 per unit. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.