Astra Agro (AALI) Dorong Produktivitas dan Keberlanjutan Sawit Lewat Transformasi Digital
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menerapkan transformasi digital dan inovasi riset secara terintegrasi di kebun sawit milik perseroan.
IDXChannel — PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menerapkan transformasi digital dan inovasi riset secara terintegrasi di kebun sawit milik perseroan melalui anak usahanya, PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi (GSIP).
“Melalui digitalisasi, kami berupaya mengintesifikasikan lahan sekaligus memperkuat praktik perkebunan yang berkelanjutan,” ujar Presiden Direktur Astra Agro Lestari (AALI) Djap Tet Fa dalam acara Talk to The CEO di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, dikutip pada Sabtu (1/11/2025).
Salah satu inovasi teknologi utama yang menjadi bagian penting proses bisnis adalah Plantation Information Management System (PIMS), yaitu sistem manajemen kebun berbasis data digital yang dikembangkan secara internal oleh Astra Agro.
Sistem ini mendukung pengelolaan operasional perkebunan sawit secara terintegrasi, akurat, dan real-time, mencakup seluruh kegiatan dari perkebunan, transportasi hasil panen, hingga pabrik pengolahan Crude Palm Oil (CPO).
“PIMS berperan sebagai tulang punggung digitalisasi di seluruh unit usaha Astra Agro. Sistem ini memungkinkan integrasi dan efisiensi di setiap tahap operasional, serta menjadi dasar bagi analisis data dan pengambilan keputusan strategis berbasis informasi aktual dari lapangan,” katanya.
Selain PIMS, Astra Agro juga telah mengembangkan sistem terintegrasi lainnya seperti Astra Agro Mandiri Data Analytics (Amanda) dan Digital Integrated Data Application (Dinda). Kedua sistem ini memungkinkan analisis produktivitas harian serta deteksi dini terhadap anomali operasional di kebun.
Untuk memperkuat pemantauan lapangan, Astra Agro menerapkan drone monitoring dan digital field mapping berbasis citra satelit. Teknologi ini digunakan untuk memantau kondisi tanaman, mendeteksi area rawan, serta melakukan penjadwalan pemeliharaan tanaman secara lebih presisi dan efisien.
Selain untuk penggunaan internal, perseroan pun mengembangkan aplikasi Siska 2.0 untuk mempermudah transaksi Tandan Buah Segar (TBS) dari pihak ketiga, meningkatkan transparansi, dan efisiensi. Sistem ini merupakan sistem pelacakan berbasis aplikasi yang memungkinkan penelusuran TBS hingga ke sumbernya.
Djap Tet Fa menegaskan, fokus Astra Agro tidak hanya pada peningkatan hasil produksi, tetapi juga pada efisiensi, inovasi, dan keberlanjutan jangka panjang.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap hektare lahan yang dikelola memberikan hasil optimal dengan tetap memperhatikan keseimbangan sosial dan lingkungan. Dengan inovasi dan komitmen, kami ingin menunjukkan bahwa keberlanjutan dan profitabilitas dapat berjalan beriringan,” katanya.
Sementara itu, Direktur Astra Agro Lestari (AALI) Bandung Sahari menambahkan, digitalisasi pada sektor perkebunan untuk memperkuat ekosistem agribisnis yang inklusif. Sebab, cakupan keberlanjutan kini semakin luas yang disertai dengan tuntutan yang semakin beragam, termasuk dalam aspek rantai pasokan.
“Oleh karena itu, penting bagi Astra Agro untuk terus menunjukkan komitmen dengan memastikan bahwa seluruh sumber pasokannya berasal dari sumber yang bertanggung jawab. Hal ini dilakukan melalui langkah-langkah seperti penilaian risiko, penelusuran sumber pasokan, pemantauan, serta pemberian dukungan kepada para pemasok,” ujar dia.
Lebih lanjut, kata dia, perseroan bertekad untuk menjaga transparansi dan ketertelusuran seluruh rantai pasokan hingga ke tingkat perkebunan, baik yang dikelola oleh petani swadaya maupun petani asosiasi, sesuai dengan Kebijakan Keberlanjutan.
Sampai dengan akhir 2024, Astra Agro tetap konsisten mencapai 100 persen ketertelusuran TBS yang diperoleh dari semua kategori pemasok yang memasok ke pabrik milik sendiri.
“Kami berharap pendekatan kolaboratif ini diharapkan mampu menciptakan rantai pasok sawit yang tangguh, transparan, dan bertanggung jawab,” kata dia.
(Dhera Arizona)