MARKET NEWS

Atasi Dampak Aksi Boikot Israel, Begini Strategi Unilever (UNVR)

Cahya Puteri Abdi Rabbi 07/02/2024 20:24 WIB

Penjualan domestik perseroan diakui terdampak aksi boikot pada kuartal IV-2023 lalu.

Atasi Dampak Aksi Boikot Israel, Begini Strategi Unilever (UNVR) (foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengakui bahwa aksi boikot terhadap produk-produk atau perusahaan yang dinilai terafiliasi pada Israel turut berimbas bahwa kinerja perusahaan.

Presiden Direktur UNVR, Benjie Yap, menyampaikan bahwa penjualan domestik perseroan terdampak aksi boikot pada kuartal IV-2023 lalu. Penurunan terbesar terjadi pada November dan Desember 2023.

"Kami terdampak oleh sentimen konsumen yang negatif pada penjualan domestik. Pada pertengahan November dan Desember 2023 adalah dampak terbesar yang dirasakan," ujar Benjie, dalam Paparan Kinerja Perusahaan, yang digelar secara daring, Rabu (7/2/2024).

Untuk mengantisipasi dampak tersebut, Benjie menyebut bahwa perseroan melakukan sejumlah strategi antara lain, mengoreksi hoax dan informasi palsu yang beredar di masyarakat. Selain itu, perseroan juga mengidentifikasi area terdampak paling buruk seperti di Padang dan Aceh.

Tak hanya itu, UNVR juga bekerja sama dengan komunitas masjid, serta menggandeng tokoh agama untuk mengatasi sentimen negatif yang beredar di masyarakat. Juga, secara aktif memantau sebaran informasi terkait perseroan dan melakukan take down terhadap informasi yang salah.

"Ini merupakan langkah penting dan dilakukan bukan hanya satu kali saja," tutur Benjie.

Sebagai informasi, UNVR mengantongi laba bersih Rp4,8 triliun di sepanjang 2023. Angka itu turun 10,5 persen dari perolehan tahun 2022 sebelumnya yang sebesar Rp5,36 triliun.

Sementara, penjualan bersih perseroan susut sebesar 6,32 persen, menjadi Rp38,61 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp41,21 triliun.

Secara rinci, penjualan dalam negeri tercatat sebesar Rp37,40 triliun dan penjualan ekspor sebesar Rp1,20 triliun.

Berdasarkan produknya, kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh sebesar Rp25,15 triliun dan produk makanan dan minuman sebesar Rp13,46 triliun. (TSA)

SHARE