MARKET NEWS

Balada Saham Grup Bakrie, Bisa Cuan Besar atau Terbenam di Level Gocap

Aldo Fernando - Riset 29/06/2022 17:33 WIB

Kinerja saham emiten-emiten Grup Bakrie terbilang unik sepanjang semester I tahun ini.

Balada Saham Grup Bakrie, Bisa Cuan Besar atau Terbenam di Level Gocap

IDXChannel – Kinerja saham emiten-emiten Grup Bakrie terbilang unik sepanjang semester I tahun ini. Ada saham yang masuk jajaran top gainers, tetapi tidak sedikit pula yang ‘nyaman’ di level gocap atau Rp50/saham.

Menurut data Bursa Efek Indonesia, per penutupan Rabu (29/6/2022), saham  emiten migas Grup Bakrie PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) melesat 129,41% ke Rp234/saham sepanjang paruh pertama tahun ini di tengah melesatnya harga minyak mentah dunia.

Tidak hanya ENRG, saham Grup Bakrie lainnya, emiten tambang emas PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) melompat 117,24% ke posisi Rp252/saham sepanjang 6 bulan pertama 2022.

Keduanya masuk lima besar saham top gainers atawa saham dengan kenaikan tertinggi selama semester I tahun ini.

Melonjaknya harga saham BRMS beriringan dengan torehan kinerja keuangan perusahaan yang positif.

Laba bersih konsolidasian perusahaan per kuartal I 2022 naik 14,42% secara tahunan menjadi USD1,85 juta.

Kinerja bottom line yang moncer tersebut berasal dari top line yang positif pula. Pendapatan bersih perusahaan melesat 118,01% yoy menjadi sebesar USD2,96 juta per 31 Maret 2022.

Pendapatan BRMS ditopang oleh penjualan emas yang mencapai USD2,46 juta selama 3 bulan pertama tahun ini. Sisanya disumbang oleh pendapatan jasa pertambangan sebesar USD500 ribu.

Saham Gocap Grup Bakrie, Penuh Notasi Khusus

Berbeda nasib dengan kedua saham di atas, sebagian besar saham Grup Bakrie lainnya jarang atau hampir tidak bergerak di pasar reguler dengan setengah diantaranya berada di rentang harga Rp 50/saham. (Lihat tabel di bawah ini.)

Saham emiten pengelola taman rekreasi Jungleland, JGLE, misalnya, mendapat notasi khusus 1 dan 7.

Notasi 1 berarti harga rata-rata saham selama  6 bulan terakhir di Pasar Reguler kurang dari Rp51/saham.

Sementara, notasi 7 berarti suatu saham emiliki likuiditas rendah dengan kriteria nilai transaksi rata-rata harian saham kurang dari Rp 5 juta dan volume transaksi rerata harian saham kurang dari 10 ribu saham selama 6 bulan terakhir di Pasar Reguler.

Selain JGLE, saham emiten telekomunikasi BTEL juga mendapatkan notasi khusus, terbanyak di antara yang lainnya.

Saham JGLE mendapat notasi 1, 5, dan 7. Khusus notasi 5, ini lantaran BTEL memiliki ekuitas negatif alias defisiensi modal hingga minus Rp11,38 triliun per akhir kuartal III 2021.

Tidak hanya BTEL, emiten perkebunan sawit UNSP juga mendapatkan notasi 5 dari bursa. UNSP mengalami defisiensi modal, yakni minus Rp6,89 triliun per 31 Desember 2021. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE