Bank Sentral Rusia Pertimbangkan Naikkan Bunga Acuan di 2023
Rusia berencana menaikkan bunga bila memang risiko inflasi seperti kekurangan tenaga kerja dan pembatasan impor dirasa telah membawa dampak cukup signifikan.
IDXChannel - Bank Sentral Rusia tengah mengkaji kemungkinan untuk menaikkan suku bunga acuannya di tahun depan. Rencana itu disiapkan seiring dengan meningkatkan risiko inflasi yang dihadapi negara tersebut.
Sebagaimana dilansir Harian RBC, Selasa (27/12/2022), Rusia berencana menaikkan bunga bila memang risiko inflasi seperti kekurangan tenaga kerja dan pembatasan impor dirasa telah membawa dampak yang cukup signifikan.
Menurut Wakil Gubernur Bank Sentral Rusia, Alexei Zabotkin, rencana tersebut mungkin saja direalisasikan pada 2023 mendatang.
Sejauh ini, Bank Sentral Rusia masih mempertahankan suku bunga utamanya di level 7,5 persen. Pada pertemuan terakhir di tahun ini, misalnya, yaitu pada 16 Desember 2022 lalu, suku bunga masih tetap dipertahankan, namun dengan sedikit mengubah retorika, dengan mengakui adanya peningkatan risiko inflasi.
Disebutkan bahwa mobilisasi militer yang dilakukan seiring invasi ke Ukraina telah menyebabkan berkurangnya tenaga kerja yang tersedia di pasar.
"Jika memang (kenaikan bunga) diperlukan untuk menstabilkan inflasi sebesar empat persen di 2024, maka kami akan melakukannya," ujar Zabotkin, dalam wawancaaranya dengan RBC.
Menurut Zabotkin, risiko inflasi muncul di tengah krisis tenaga kerja, kendala logistik, lintasan defisit fiskal yang lebih tinggi dari yang direncanakan, serta kondisi eksternal yang memburuk.
"Kebutuhan menaikkan suku bunga akan ditentukan oleh (faktor-faktor ini), dalam kombinasi apa pun dan dalam volume apa pun yang pada akhirnya akan terwujud pada 2023," tutur Zabotkin.
Zabotkin menjelaskan bahwa pergeseran struktural yang sedang dialami ekonomi Rusia adalah proses yang memakan waktu lebih lama daripada siklus penurunan yang khas.
"Jika ekonomi berkembang mendekati kisaran atas perkiraan dasar Oktober, maka kami akan kembali ke level 2021 pada satu waktu di 2025 mendatang," tegas Zabotkin. (TSA)