Dian Kusumo
IDXChannel - Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), patokan utama untuk harga minyak, mengakhiri reli minggu lalu naik 5,46 persen.
Sebagai tanggapan, saham Arab Saudi naik pada Minggu (25/12/2022), dengan Indeks Tadawul All Share (TASI), naik 0,2 persen lebih tinggi.
Kenaikan terjadi di tengah kekhawatiran pengetatan pasokan minyak. Pada hari Jumat, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan kepada televisi pemerintah bahwa negara itu dapat mengurangi produksi minyak sebesar 5 hingga 7 persen di awal 2023.
Dilansir melalui Business Insider, Senin (26/12/2022), keputusan itu datang sebagai tanggapan atas pembatasan harga The Group of Seven (G7) pada ekspor Rusia yang dibuat awal bulan ini. Reuters melaporkan bahwa barel yang diekspor harus tetap di bawah USD60 jika akan dikirim oleh kapal tanker G7 dan UE, perusahaan asuransi, dan lembaga kredit. Langkah kelompok itu, yang terdiri dari negara-negara Uni Eropa dan Australia, bertujuan untuk membatasi ekspor minyak lintas laut untuk membatasi kapasitas Rusia untuk membiayai perangnya di Ukraina.
Tahun ini, sektor energi telah melihat kinerja yang kuat relatif terhadap pasar saham yang luas.
Invasi Rusia ke Ukraina pada bulan Februari mengirim minyak dan gas ke dalam kelangkaan.
Pasokan global komoditas tersebut diperkirakan akan tetap ketat. Selain konflik, perusahaan dalam sektor ini tidak cukup membelanjakan belanja modal.
