Batu Bara Anjlok, 17 Saham Produsennya Malah Rebound Berjamaah
Saham-saham tersebut mengalami technical rebound setelah cenderung dilego investor akhir-akhir ini.
IDXChannel – Harga saham batu bara melonjak per penutupan sesi I, Selasa (19/7/2022). Saham-saham tersebut mengalami technical rebound setelah cenderung dilego investor akhir-akhir ini.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) melesat 9,24%, setelah Jumat pekan lalu (15/7) anjlok hingga batas auto rejection bawah (ARB) 6,93% dan Senin kemarin (18/7) turun 1,94%.
Selama sepekan, saham ADMR masih turun 0,60% dan dalam sebulan anjlok 5,97%.
Saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) melejit 9,19%, rebound dari ambles 6,73% pada Jumat minggu lalu dan 1,81% kemarin.
Saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT), dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) naik 5,38%.
Pada Jumat minggu lalu, harga saham TOBA dan ADRO sempat merosot secara berturut-turut 4,61% dan 5,80%. Sementara, saham SMMT sendiri sebelumnya mengalami pelemahan selama 6 hari beruntun.
Selain kelima saham di atas, masih ada 12 saham lainnya yang menguat.
Sebagai contoh, saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang masing-masing naik 4,79% dan 3,90%. Kemudian, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) dan PT ABM Investama Tbk (ABMM) terapreasiasi 3,90% dan 3,21%.
Adapun, harga batu bara Newcastle kontrak Agustus sendiri anjlok 8% ke USD350,05/ton pada perdagangan Senin (18/7). Harga batu bara terus melemah sejak Rabu pekan lalu (13/7) sehingga dalam sepekan sudah anjlok 20%.
Dalam sebulan, harga si batu hitam naik tipis 1,40%. Sementara, sejak awal tahun (ytd), batu bara meroket 184%.
Pelemahan harga batu bara akhir-akhir ini seiring turunnya harga gas alam.
Dalam seminggu terakhir, kontrak gas Dutch TTF (Agustus) ambles 8,89% ke EUR 157,26 per megawatt-jam (EUR/MWH). Dalam setahun, harga gas masih melambung 149.78%
Kendati melemah, menurut produsen batu bara utama Australia harga batu bara masih akan meninggi.
Menurut catatan Bloomberg, Senin (18/7), larangan impor batubara Rusia oleh Uni Eropa akan menambah tekanan pasokan yang pada gilirannya membuat harga bahan bakar fosil tersebut melesat ke rekor.
Whitehaven Coal Ltd, perusahaan asal Australia, memperkirakan, larangan Eropa yang mulai berlaku bulan depan “akan semakin memperketat pasokan batubara termal berkualitas tinggi.”
Asal tahu saja, Jepang dan negara-negara G-7 lainnya juga telah berjanji segara menambah pembatasan pembelian batu bara Rusia tahun ini. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.