Beda Nasib Duo Debutan, Saham BREN Prajogo ARA, PTPS ARB
Saham emiten energi panas bumi milik Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) terbang hingga auto rejection atas (ARA), tetapi PTPS ARB.
IDXChannel - Saham emiten energi panas bumi milik Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) terbang hingga auto rejection atas (ARA) seiring resmi mencatatkan saham perdananya di papan utama hari ini, Senin (9/10).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BREN langsung dibuka ARA 25 persen ke Rp975 per saham dengan nilai transaksi Rp20,42 miliar dan volume 20,94 juta saham.
Terdapat antrean beli 9,33 juta lot di harga ARA yang setara dengan sekitar Rp729,02 miliar.
Sebagai perusahaan tercatat ke-69, BREN berpotensi mengantongi dana investor senilai Rp3,13 triliun.
Berdasarkan prospektus Senin (9/0), BREN menawarkan 4,01 miliar lembar saham baru kepada publik dengan harga perdana Rp780 per lembar saham. Jumlah saham yang ditawarkan setara 3,00 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan.
Sementara total saham yang dicatatkan mencapai 133.786.220.000 saham, sehingga kapitalisasi pasarnya adalah senilai Rp104,35 triliun.
Setelah listing, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) akan menggenggam 64,67 persen saham, disusul Green Era Energy Pte Ltd mencapai 23,60 persen. Selanjutnya ada Jupiter Tiger Holdings dan Prime Hill Fund masing-masing sebanyak 4,36 persen, sebagaimana tersaji dalam data BEI, Senin (9/10).
Hingga berakhirnya masa penawaran umum perdana (IPO), jumlah pemegang saham BREN mencapai 58.557 pihak, termasuk pemegang saham pengendali.
Dari sisi penggunaan dana, BREN akan menggunakan 100 persen dana IPO sebagai modal terhadap anak usahanya, Star Energy Group Holdings Pte Ltd (STAR) melalui pengambilan bagian atas saham baru yang akan diterbitkan STAR.
Melalui STAR, dana ini akan digunakan untuk membayar utang, antara lain sebesar USD127,83 juta kepada Bangkok Bank, kemudian kepada Star Energy Oil and Gas Pte Ltd (SEOG) senilai USD72,5 juta.
PTPS ARB
Bersama BREN, saham PT Pulau Subur Tbk resmi tercatat di bursa hari ini dengan kode PTPS. Harga saham perseroan dibuka naik 1,01% ke level Rp200 per saham, dari harga penawaran awal yang ditetapkan sebesar Rp198 per saham.
Hingga pukul 09.07 WIB, harga saham PTPS berada di posisi Rp254 per saham atau naik 28,28%.
Namun, sejak sekitar pukul 10.00, saham PTPS turun hingga batas auto rejection bawah (ARB) 34,85 persen ke Rp129 per saham.
Sementara itu, total saham perseroan yang diperdagangkan sebanyak 456,43 juta saham dengan nilai transaksi mencapai Rp78,55 miliar dan ditransaksikan sebanyak 42 ribu kali.
“Ini merupakan prestasi tersendiri bagi kami, mengingat belum banyak perusahaan dari Palembang yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Ini juga merupakan langkah awal untuk lebih profesional ke depan,” kata Direktur Utama PTPS, Felix Safei di Gedung Bursa Efek Indonesia pada Senin (9/10/2023).
Dalam penawaran umum perdana saham (IPO) ini, perseroan menawarkan sebanyak 450 juta saham atau 20,76% dari total modal ditempatkan dan disetor. Bersamaan dengan IPO, perseroan juga menerbitkan 225 juta Waran Seri I atau 13,10% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh.
Waran seri I yang diterbitkan mempunyai jangka waktu pelaksanaan selama satu tahun dengan kisaran harga pelaksanaan sebesar Rp218, yang dapat dilakukan setelah enam bulan sejak diterbitkan, yang berlaku mulai 9 April 2024 sampai dengan 9 Oktober 2024.
Perseroan akan menggunakan 50,00% dana hasil IPO untuk belanja modal yang dialokasikan untuk pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) dengan kapasitas 10 ton per jam.
Di mana, lokasi pembangunan pabrik PKS berada di dalam Kawasan HGU milik Perseroan Desa Gelebak dalam, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.
Pembangunan pabrik direncanakan dimulai pada tahun 2024 dan dapat dipastikan kontraktor pembangunan pabrik PKS tidak terafiliasi dengan perseroan. Pembangunan pabrik PKS ini sesuai dengan strategi hilirisasi perseroan.
Kemudian, sebesar 50,00% dana hasil IPO akan digunakan sebagai modal kerja untuk pembelian Tandan Buah Segar (TBS), pemeliharaan jalan, pembelian traktor dan peralatan produksi. Sedangkan, dana yang diperoleh perseroan dari pelaksanaan Waran Seri I, jika dilaksanakan oleh pemegang waran maka akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.