BEI Bidik 149 Pengguna Jasa Bursa Karbon Sepanjang 2025
Sedianya terdapat 119 entitas pengguna jasa bursa karbon hingga Agustus 2025 atau bertambah sebanyak 20 entitas baru.
IDXChannel - Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan 149 pengguna jasa Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) sepanjang 2025.
Sedianya terdapat 119 entitas pengguna jasa bursa karbon hingga Agustus 2025 atau bertambah sebanyak 20 entitas baru.
Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 BEI, Ignatius Denny Wicaksono menjelaskan, pertumbuhan pengguna jasa karbon berlangsung sejak diluncurkan pada 2023 mencapai 119 entitas.
“Kalau target pengguna jasa, itu kita target tahun ini tuh 50. Sampai dengan 22 Agustus itu baru 20 pengguna jasa ya. Jadi kalau target (pengguna jasa) berarti itu sekitar 149 sampai dengan akhir tahun,” ujar Denny di Jakarta, dikutip Selasa (26/8/2025).
Denny menambahkan, target tersebut bisa ditingkatkan apabila regulasi pendukung segera diberlakukan, termasuk aturan yang memudahkan onboarding bagi pengguna jasa asing.
“Semoga lebih banyak nanti kalau peraturan ini kita bisa selesai perubahan, ya akan lebih banyak yang dari asing masuk ke sini,” katanya.
BEI juga menyiapkan pengembangan sistem untuk mengakomodir pengembangan SRN Robust milik Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Dengan langkah ini, bursa berharap dapat memperluas ekosistem perdagangan karbon di Indonesia.
Hingga saat ini, mayoritas proyek yang tercatat di IDXCarbon masih berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun BEI menargetkan ke depan, partisipasi swasta juga bisa meningkat.
“Mungkin lebih dari 50 yang proponen yang sudah mendaftar ke KLH, tetapi masih dalam proses. Jadi itu terdiri dari swasta maupun BUMN,” tutur Denny.
Sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 22 Agustus 2025, total nilai transaksi karbon di IDXCarbon tercatat Rp78,37 miliar dengan volume 1.604.781 ton karbon ekuivalen (tCO2e). Dalam periode tersebut, frekuensi transaksi mencapai 281 kali.
Hingga 22 Agustus, volume transaksi perdagangan karbon tumbuh 483 persen menjadi 696.763 tCO2e senilai Rp27,74 miliar, dibandingkan periode yang sama 2024 sebesar 119.463 tCO2e senilai Rp6,14 miliar.
Frekuensi perdagangan juga naik 158 persen menjadi 129 kali dari 50 kali pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Di sisi lain, penggunaan karbon kredit sebagai offset emisi (retirement) juga meningkat 34 persen menjadi 554.076 tCO2e hingga 22 Agustus 2025, dibandingkan 413.287 tCO2e pada 2024.
(DESI ANGRIANI)