MARKET NEWS

Bisnis Terancam Gulung Tikar, Saham TAXI Kini Berharga Rp2 Perak

Maulina Ulfa - Riset 17/05/2024 14:04 WIB

Saham emiten transportasi PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) seakan hidup segan mati tak mau di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Bisnis Terancam Gulung Tikar, Saham TAXI Kini Berharga Rp2 Perak. (Foto: TAXI)

IDXChannel - Saham emiten transportasi PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) seakan hidup segan mati tak mau di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pasalnya, harga saham TAXI kini hanya menyentuh Rp2 per saham hingga 17 Mei 2024. Melansir RTI Business, TAXI mencatatkan nilai kapitalisasi pasar Rp20,45 miliar.

Bahkan, pada 15 Mei, saham TAXI sempat mencapai Rp1 per saham.

Angka kapitalisasi pasar tersebut jauh di bawah total aset perusahaan yang mencapai Rp67,86 miliar. Sementara, total liabilitas Rp11,41 miliar per 31 Maret 2024.

TAXI melantai di BEI alias initial public offering (IPO) pada 2 November 2012 dengan total saham terdaftar 2.145.600.000. Harga Penawaran TAXI sebesar Rp560 per saham dengan dana terkumpul mencapai Rp588.716.800.000.

Jika masyarakat membeli saham ini sejak IPO, maka harga sahamnya sudah melorot 99,64 persen. Artinya, jika membeli saham IPO sebanyak 100 ribu saham dengan harga Rp56 juta, maka dana yang tersisa hari ini hanya mencapai Rp200 ribu.

TAXI sendiri didirikan pada April 1989, dulu sebagai anak perusahaan Rajawali Corpora. Perusahaan ini adalah operator taksi, dengan lebih dari 8.000 armada taksi berlisensi dan 18.000 pengemudi.

Selain layanan taksi reguler, perusahaan juga menawarkan bisnis taksi premium dan transportasi bernilai tambah, seperti layanan penyewaan premium dan layanan penyewaan bus.

Perusahaan ini berbasis di Jakarta, tetapi juga beroperasi di beberapa kota besar di Sumatera, Jawa, dan Bali. Kantor pusat TAXI berlokasi di Jalan Sukarjo Wiryopranoto 11, Jakarta, dengan kantor perwakilan di Denpasar, Surabaya, Medan, Semarang, Lombok, dan Padang.

Saat ini, satu-satunya kompetitor TAXI di bursa saham Indonesia adalah emiten milik keluarga Djokosetono PT Blue Bird Tbk (BIRD).

Namun, bisnis transportasi juga semakin mendapat tantangan di tengah perkembangan moda transportasi berbasis aplikasi online yang kini lebih mudah diakses dan tersedia secara luas. Tak hanya dengan BIRD, TAXI kini juga harus bersaing dengan perusahaan taksi online.

Kinerja Keuangan Terus Jeblok, Terancam Gulung Tikar

Secara kinerja keuangan, TAXI mencatat pendapatan sebesar Rp915,25 juta pada kuartal I-2024. Jumlah ini turun 22 persen dibandingkan pendapatan TAXI sebesar Rp1,17 miliar di kuartal I-2023.

Perseroan mencatat rugi kotor sebesar Rp569,13 juta, turun 22,37 persen dari Rp733,28 juta. Kendati beban pokok pendapatan TAXI mengalami penurunan sebesar 22,51 persen dari periode sebelumnya Rp1,91 miliar menjadi Rp1,48 miliar per 31 Maret 2024.

Rugi usaha TAXI turun 33,70 persen dari Rp1,35 miliar menjadi Rp894,81 juta.

Emiten ini mencatat penghasilan lain-lain bersih sebesar Rp45,33 juta per Maret 2024, turun 45,48 persen dari Rp83,15 juta per Maret 2023.

Dalam RUPS yang digelar pada akhir tahun lalu, manajemen mengatakan perseoran terancam gulung tikar jika kondisi keuangan terus merugi. Perseroan terus mengalami rugi sejak 2018 di mana pada tahun tersebut rugi bersih mencapai Rp836,82 miliar. (Lihat tabel di bawah ini.)

“TAXI Express akan mati di tahun 2024/2025 dengan kondisi terkini dan jika tetap dikelola seperti saat ini, emiten TAXI tidak akan bertahan sebagai perseroan. Bisnis yang dijalankan tidak akan bisa mendukung keberlanjutan dan RUPS 2023 belum mencapai Kuorum,” tulis perseroan dalam beleid undangan RUPS tertanggal 21 September 2023 lalu.

Tanpa adanya RUPS, pengurus juga mengatakan tidak memiliki legitimasi menjalankan perseroan.

“Tanpa pengurus, perseroan tidak dapat beroperasi. Pemegang saham masih bisa dapat sisa aset jika sepakat untuk melikuidasi perseroan saat ini, mungkin pemegang saham masih bisa mendapatkan sisa asset,” tulis perseroan.

Saat ini perseroan juga tidak memiliki pemegang saham pengendali. Pemegang Saham TAXI 99,99 persen kini dimiliki oleh individual atau masyarakat. (ADF)

SHARE