MARKET NEWS

Boikot Bisa Bikin Zara Rugi, Imbas Kampanye Singgung Genosida Palestina

Maulina Ulfa - Riset 11/12/2023 16:07 WIB

Merek fashion asal Spanyol, Zara terancam boikot imbas kampanye musim terbarunya yang diduga menggunakan korban perang di Palestina sebagai inspirasi.

Boikot Bisa Bikin Zara Rugi, Imbas Kampanye Singgung Genosida Palestina. (Foto: thinkmarketingmagazine.com)

IDXChannel - Merek fashion asal Spanyol, Zara terancam boikot imbas kampanye musim terbarunya yang diduga menggunakan korban perang di Palestina sebagai inspirasi.

Zara merilis foto-foto koleksi terbarunya yang berjudul "ZARA Atelier Collection 04". Dalam foto terbarunya, perusahaan ritel tersebut menggunakan properti berupa patung dengan anggota tubuh yang hilang dan setting reruntuhan bangunan yang berdebu mirip dengan situasi di Gaza, Palestina.

Seruan boikot semakin kencang setelah terdapat salah satu foto yang menunjukkan model katalog menggendong manekin terbungkus plastik warna putih. Foto ini diasosiasikan mirip jenazah yang sudah dikafani layaknya korban jiwa di Gaza.

Spekulasi juga beredar, gambar tersebut terlihat mirip dengan peta Palestina yang terbalik. Namun, foto tersebut telah dihapus dari laman resmi dan media sosial Zara.

Terancam Merugi

Zara nampaknya kini menghadapi potensi kerugian yang sempat dialami oleh Starbucks dan McDonald’s.

Sejak tanggal 7 Oktober, banyak orang telah bergabung dalam kampanye boikot terhadap beberapa merek multinasional karena hubungan mereka dengan Israel dan dukungan mereka terhadap merek tersebut.

Dalam kasus Zara, meski mendapat protes dari publik, Zara belum mengeluarkan tanggapan atau pernyataan terkait kontroversi tersebut.

Sebelumnya, saham Starbucks Corp (SBUX) mengalami rekor kerugian seiring meningkatnya kekhawatiran tren penjualan raksasa kopi tersebut dampak dari seruan boikot karena mendukung Israel.

Saham SBUX, yang tercatat di Nasdaq Amerika Serikat (AS), turun 1,6 persen pada perdagangan Senin (4/12/2023) yang merupakan penurunan selama 11 sesi berturut-turut dan menjadi penurunan terlama sejak debut publik (IPO) Starbucks pada 1992.

Sementara saham Inditex juga masih menunjukkan tren penguatan pada penutupan perdagangan Jumat (8/12) dengan kenaikan 1,04 persen di level €37,88. Secara Year to Date (YTD), saham Inditex juga masih menguat 47,97 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

Ini juga bukan pertama kalinya Zara mendapat kecaman terkait konflik Israel-Palestina. Pada Oktober 2022, warga Palestina memulai kampanye boikot setelah pemegang hak Zara di Israel menyatakan dukungannya terhadap partai ekstremis Yahudi.

Cabang Zara di wilayah pendudukan, mengutip  Hindustantimes.com, Minggu (10/12/2023), dilaporkan menderita kerugian finansial yang signifikan akibat boikot sebelumnya, yang diperkirakan mencapai puluhan juta shekel dalam waktu singkat.

Zara berdiri sebagai salah satu retailer pakaian terbesar di dunia, dan pendirinya, Amancio Ortega, menempati peringkat ke-14 individu terkaya secara global, dengan perkiraan kekayaan bersih sebesar USD75 miliar.

Industria de Diseño Textil, S.A. adalah produsen pakaian multinasional yang berkantor pusat di Arteixo, Galicia, Spanyol. Inditex merupakan induk Zara dan merupakan grup mode cepat terbesar di dunia ini mengoperasikan lebih dari 7.200 gerai di 93 negara di seluruh dunia.

Selain Zara, perusahaan ini juga memiliki sejumlah merek lain, seperti Zara Home, Massimo Dutti, Bershka, Oysho, Pull&Bear, Stradivarius, Uterqüe, dan Lefties.

Mayoritas gerai perusahaan ini dimiliki sendiri, kecuali di negara yang tidak memperbolehkan perusahaan asing mendirikan bisnis, termasuk di Indonesia yang menggunakan sistem waralaba.

Bisnis Inditex berpusat pada satu filosofi, yakni cepat merespon pasar. Jika perusahaan mode tradisional memerlukan waktu hampir satu tahun untuk meluncurkan produk barunya, mulai dari pembuatan konsep hingga dipajang di gerai, Inditex hanya memerlukan waktu kurang dari dua bulan untuk mendistribusikan produk baru.

Produk baru dibuat hanya dalam waktu lima hari dan 60 persen produknya diproduksi secara lokal untuk memperpendek waktu produksi.

Di gerai Zara, produk baru dapat hanya memerlukan waktu 15 hari mulai dari dirancang hingga dipajang di gerai.

Berdasarkan kinerja keuangan, pada semester pertama 2023, Inditex menunjukkan kinerja operasional yang sangat kuat berkat kreativitas tim dan eksekusi yang kuat dari model bisnis yang terintegrasi penuh.

Koleksi Musim Semi-Musim Panas menyumbang peningkatan penjualan hingga 13,5 persen dibandingkan semester pertama 2022 hingga mencapai €16,9 miliar.

“Ini menunjukkan perkembangan yang sangat memuaskan baik di toko maupun online,” tulis manajemen Zara dalam website resmi mereka.

Penjualan juga tercatat positif di semua wilayah geografis pasar Zara dan di semua konsep. Perseroan juga menyebut penjualan dalam mata uang konstan tumbuh 16,6 persen.

Perusahaan juga mencatat laba kotor meningkat 14,1 persen menjadi €9,8 miliar. Penjualan bersih berdasarkan konsep pada semester I 2023 ditunjukkan pada tabel di bawah ini dengan Zara sebagai kontributor utama mencapai €12,36 miliar. Dengan Eropa masih menjadi pusat penjualan utama. (Lihat tabel di bawah ini.)

Pada periode yang sama, eksekusi model bisnis sangat kuat dan menyumbang laba kotor meningkat 14,1 persen menjadi €9,8 miliar. Meskipun, beban operasional juga meningkat 12,5 persen, EBITDA meningkat 15,7 persen menjadi €4,7 miliar. Laba bersih juga meningkat 40,1 persen mencapai €2,5 miliar. Mengingat pelaksanaan model bisnisnya, Inditex menghasilkan arus kas yang kuat. (ADF)

SHARE