MARKET NEWS

Bos Krakatau Steel (KRAS) Ungkap Penyebab Rugi Rp2,03 Triliun di 2023

Fiki Ariyanti 04/06/2024 09:34 WIB

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) membukukan rugi tahun berjalan senilai USD131,65 juta atau setara Rp2,03 triliun pada 2023.

Bos Krakatau Steel (KRAS) Ungkap Penyebab Rugi Rp2,03 Triliun di 2023 (foto mnc media)

IDXChannel - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) membukukan rugi tahun berjalan senilai USD131,65 juta atau setara Rp2,03 triliun pada 2023. Realisasi ini berbalik dari periode 2022 yang mencatat laba USD22,64 juta. 

Direktur Utama Krakatau Steel, Purwono Widodo mengungkapkan, kerugian tersebut disebabkan masih tingginya beban keuangan senilai USD129,59 juta atau setara Rp2 triliun dan rugi selisih kurs senilai USD9,62 juta atau setara Rp148,48 miliar.

Selain itu, kerugian yang dialami perseroan merupakan salah satu dampak tidak beroperasinya fasilitas Hot Strip Mill 1 (HSM#1), penghasil produk utama Hot Rolled Coil (HRC) akibat kerusakan pada switch house Finishing Mill. 

Juga aksi korporasi divestasi saham beberapa anak usaha di Subholding Krakatau Sarana Infrastruktur untuk pembayaran utang Tranche B juga berdampak pada penurunan kinerja karena di 2023 sudah tidak lagi dikonsolidasikan ke Krakatau Steel Grup.

“Perseroan saat ini terus berupaya semaksimal mungkin menjaga performa kinerja selama recovery pabrik HSM#1. Perbaikan fasilitas HSM#1 akan selesai tahun ini dan diharapkan produksi pertama produk HRC pasca perbaikan akan dilakukan pada kuartal IV-2024,” jelas Purwono dalam keterangan resminya di Keterbukaan Informasi BEI, Jakarta, Selasa (4/6).

Sementara itu, pada tahun lalu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut membukukan pendapatan senilai USD1,45 miliar atau setara Rp22,45 triliun. 

Dari sisi biaya usaha, terjadi penurunan 6% dibanding tahun lalu menjadi senilai USD125,33 juta atau setara Rp1,94 triliun di 2023 dan ada tambahan kontribusi positif dari bagian laba entitas asosiasi senilai USD41,41 juta atau setara Rp640 miliar. 

Purwono menambahkan, perseroan menurunkan total liabilitas sebesar 10% dari USD2,61 miliar menjadi USD2,35 miliar di 2023. Hal ini karena adanya pembayaran sebagian pokok utang Tranche A dan Tranche B sebesar USD283,78 juta yang bersumber dari divestasi anak perusahaan maupun optimalisasi lahan.

“Hingga saat ini, kami masih terus berupaya mempertahankan pencapaian kinerja terlihat dengan arus kas erseroan yang masih dapat kami jaga tetap positif dengan saldo kas akhir 2023 senilai USD102,7 juta atau setara Rp1,58 triliun atau naik 30% dibandingkan periode 2022,” papar Purwono.

Dia menegaskan, prioritas Krakatau Steel saat ini adalah tetap berupaya menjaga kinerja dengan menyelesaikan perbaikan fasilitas HSM#1 sesuai dengan jadwal yang ditargetkan untuk beroperasi kembali di akhir 2024.

"Dan sejalan dengan hal tersebut, Krakatau Steel juga sedang menyelesaikan restrukturisasi lanjutan atas sisa utang dengan para kreditur dan pemegang saham," pungkas Purwono.

Dari data RTI Business, saham KRAS bergerak stagnan di level 113 pada perdagangan hari ini (4/6). Saham KRAS sempat dibuka menguat di level 115, namun sempat juga bergerak melemah ke harga Rp111 per saham.

(FAY)

SHARE