MARKET NEWS

BSBK Tak Bagi Dividen, Laba Dipakai Buat Bangun Apartemen demi Hindari Utang

Fiki Ariyanti 19/04/2025 16:15 WIB

PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) memutuskan tak membagikan dividen dan laba yang diperoleh akan digunakan untuk membangun apartemen di 2025.

BSBK Tak Bagi Dividen, Laba Dipakai Buat Bangun Apartemen demi Hindari Utang (foto mnc media)

IDXChannel - PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) mengungkapkan rencana kerja perseroan pada 2025, yakni membangun apartemen. Dengan proyek tersebut, perseroan memperkirakan dapat mendulang pendapatan sekitar Rp542 miliar.

Manajemen BSBK dalam laporan hasil public expose 2025 mengatakan, rencana kerja BSBK di 2025 adalah membangun The Sapphire Apartment dengan total 238 unit.

Perseroan akan menggarap proyek tersebut dengan menggunakan laba yang diraup pada akhir tahun lalu. Sehingga BSBK absen membagikan dividen ke para pemegang saham.

"Pada 2025, perseroan belum ada rencana melakukan pembagian dividen karena laba yang ada akan digunakan perseroan untuk pembangunan apartemen The Sapphire. Melihat situasi yang ada sekarang, perseroan menghindari pinjaman bank," ujar manajemen, Sabtu (19/4/2025).

BSBK membukukan laba bersih sebesar Rp349,58 miliar pada 2024 atau melejit dari periode sebelumnya yang hanya laba Rp39,6 miliar. Sementara jumlah penghasilan komprehensif tahun berjalan tercatat Rp430,19 miliar.

Berdasarkan risalah ringkasan RUPST BSBK yang digelar 14 April lalu, disepakati tidak membagikan dividen tunai kepada pemegang saham. Sebesar Rp45,2 miliar dari laba Rp430,19 miliar yang disetujui penggunaannya, akan disisihkan untuk dana cadangan. 

Sedangkan sisa laba bersih tahun buku 2024 yang tidak ditentukan penggunaannya, masuk dan dibukukan sebagai laba ditahan.

Manajemen BSBK memperkirakan, perseroan akan mengantongi pendapatan dari proyek The Sapphire Apartment sekitar Rp542 miliar. 

"BSBK menargetkan pendapatan sebesar Rp407 miliar pada 2025, sehingga dari 2024 akan ada kenaikan sekitar 11 persen. Untuk laba kotor BSBK ditargetkan Rp268 miliar, di mana pada 2024 sebesar Rp144 miliar," ujarnya.

(Fiki Ariyanti)

SHARE