MARKET NEWS

Buntut Kebocoran Pipa Gas di Laut Baltik, UE Siapkan Sanksi ke-8 untuk Rusia

Tim IDXChannel 30/09/2022 21:55 WIB

Sebagian pihak di Benua Biru menuduh Rusia berada di balik serangan perusakan terhadap pipa Nord Stream tersebut.

Buntut Kebocoran Pipa Gas di Laut Baltik, UE Siapkan Sanksi ke-8 untuk Rusia (foto: MNC Media)

IDXChannel - Negara-negara Uni Eropa sangat geram dengan kebocoran yang terjadi pada jaringan pipa Nord Stream di wilayah Laut baltik. Kebocoran terjadi di tengah krisis energi yang melanda wilayah Eropa, seiring dengan makin terbatasnya pasokan gas untuk konsumsi masyarakat Benua Biru.

Pasalnya, jaringan pipa Nord Stream saat ini masih menjadi andalan untuk jalur pengiriman pasokan gas dari Rusia ke Eropa. Praktis, kebocoran tentu semakin memperparah kondisi krisis energi yang dihadapi negara-negara Eropa.

Yang menarik, jenis kebocoran yang terjadi diklaim tidak mungkin bisa muncul secara alami karena faktor alam, melainkan dilakukan secara sengaja dalam bentuk serangan terstruktur untuk mengganggu pasokan gas untuk kawasan Eropa.

Sebagian pihak di Benua Biru pun menuduh Rusia berada di balik serangan perusakan terhadap pipa Nord Stream tersebut, dengan dalih untuk memperkuat positioning Rusia di tengah peperangannya melawan Ukraina, yang didukung penuh oleh AS dan negara-negara Eropa.

Sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (30/9/2022), para pemimpin Uni Eropa saat ini disebut tengah bersiap untuk membahas konsekuensi kerusakan ini, pada pertemuan puncak, di Praha, pekan depan. Salah satunya tentang potensi dijatuhkannya sanksi kedelapan terhadap Rusia, yang sebelumnya telah diusulkan oleh Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen.

Paket sanksi termasuk pembatasan perdagangan yang lebih ketat, lebih banyak daftar hitam, dan batas harga minyak untuk negara ketiga. Pejabat Uni Eropa berharap 27 negara anggota dapat menyetujui bagian dari paket sanksi sebelum KTT, seperti daftar hitam individu tambahan dan beberapa pembatasan perdagangan berkaitan dengan baja serta teknologi.

"Ini mengubah secara mendasar sifat konflik seperti yang telah kita lihat sejauh ini, seperti mobilisasi, dan kemungkinan pencaplokan," tulis pejabat Uni Eropa, dalam pernyataan resminya, yang dikutip dalam laporan Reuters tersebut.

Sementara, tak tahan dijadikan kambing hitam, Rusia juga turut angkat bicara dan menyerang balik negara-negara Eropa dengan menyebut bahwa upaya perusahakan pipa Nord Stream di laut Baltik hanya bisa dilakukan oleh jaringan terorisme yang disponsori oleh negara.

"Ini terlihat seperti aksi terorisme, yang mungkin dilakukan di tingkat negara bagian. Sangat sulit membayangkan bahwa tindakan semacam ini bisa terjadi tanpa adanya keterlibatan sebuah negara," ujar Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dalam laporan yang sama.

Peskov juga mengingatkan semua pihak bahwa Laut Baltik selama ini merupakan wilayah yang selama ini sepenuhnya di bawah kendala badan intelijen AS. Karenanya, Rusia berkeyakinan bahwa AS mustahil tidak mengetahui ketika serangan tersebut terjadi.

"Faktanya, mereka (AS) berdiri untuk mendapatkan keuntungan, dalam perang kata-kata yang mereka ciptakan sendiri, tentang siapa yang harus bertanggung jawab," tutur Peskov.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan dalam jumpa pers bahwa Washington akan dapat meningkatkan penjualan gas alam cair (LNG) jika jaringan pipa tidak digunakan.

Tetapi saluran berita AS CNN, mengutip tiga sumber, melaporkan bahwa pejabat keamanan Eropa telah mengamati kapal dan kapal selam dukungan angkatan laut Rusia tidak jauh dari kebocoran. Diminta mengomentari laporan CNN, Peskov mengatakan ada kehadiran NATO yang jauh lebih besar di daerah itu.

Zakharova menyerukan penyelidikan Uni Eropa untuk menjadi objektif, dan mengatakan Washington harus menjelaskan sendiri referensi ke komentar Presiden Joe Biden pada bulan Februari bahwa, jika Rusia menginvasi Ukraina, tidak akan ada lagi Nord Stream 2 .

Gedung Putih telah menolak tuduhan Rusia bahwa mereka bertanggung jawab atas kerusakan Nord Stream dan komentar Biden mengacu pada upaya pada saat itu untuk mengamankan sertifikasi untuk membawa Nord Stream 2 ke penggunaan komersial.

Kebocoran dari pipa Nord Stream 1 kemungkinan akan dihentikan pada hari Senin, kata operator pipa tersebut. Namun juru bicara Nord Stream AG mengatakan tidak mungkin memberikan perkiraan apa pun untuk operasi pipa di masa depan sampai kerusakan telah dinilai.

Rusia telah menghentikan pengiriman melalui Nord Stream 1, dengan mengatakan sanksi Barat telah menghambat operasi. Sementara tidak ada pipa yang memasok gas ke Eropa ketika kebocoran pertama kali terdeteksi, keduanya memiliki gas di dalamnya. (TSA)

Penulis: Nur Pahdilah

SHARE