MARKET NEWS

Bursa Asia Dibuka Beragam, Pertemuan BoJ dan PBOC Jadi Fokus Pasar

Maulina Ulfa - Riset 18/12/2023 10:02 WIB

Bursa Asia bergerak beragam pada perdagangan awal pekan, Senin (18/12/2023).

Bursa Asia Dibuka Beragam, Pertemuan BoJ dan PBOC Jadi Fokus Pasar. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Bursa Asia bergerak beragam pada perdagangan awal pekan, Senin (18/12/2023).

Indeks KOSPI Korea Selatan dan Shanghai Composite China kompak menguat, sementara Hang Seng Hong Kong, ASX 200 Australia hingga Nikkei 225 Jepang kompak merah.

Indeks Nikkei 225 melemah 1,1 persen, sementara indeks TOPIX juga melemah 1,38 persen pada pukul 9.44 WIB. Sementara indeks ASX 200 di Australia melemah 0,44 persen pada saat bersamaan.

Indeks Hang Seng Hong Kong juga turun 0,8 persen di level 16.657 setelah sesi sebelumnya sempat naik lebih dari 3 persen. Sementara indeks Shanghai Composite naik 0,12 persen di level 2.946. Indeks KOSPI Korea Selatan naik 0,19 persen di level 2.568. (Lihat grafik di bawah ini.)

Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga dibuka merah 0,33 persen pada pembukaan perdagangan hari ini pukul 09.45 WIB di level 7.166. Pada sesi sebelumnya, IHSG ditutup menguat 0,21 persen di level 7.190.

Indeks saham utama di Wall Street juga ditutup mixed pada perdagangan Jumat (15/12) waktu setempat. Pergerakan Wall Street imbas sikap bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang menahan suku bunga acuan pada pertemuan terakhir di tahun ini.

Pada perdagangan Jumat pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,15 persen dan Nasdaq Composite menguat 0,35 persen, sedangkan untuk S&P 500 turun tipis 0,2 poin.

Tren bullish masih mewarnai bursa Wall Street di mana Dow Jones Industrial Average mencatat rekor penutupan tertinggi kedua berturut-turut. Hal itu dipicu oleh optimisme bahwa suku bunga pinjaman akan turun tahun depan menyusul sikap dovish The Fed.

Penurunan indeks Nikkei 225 dan indeks Topix karena investor bersiap menghadapi pertemuan kebijakan final Bank of Japan tahun ini.

Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan kebijakan moneternya yang sangat longgar, meskipun investor akan fokus pada petunjuk kemungkinan dimulainya kenaikan suku bunga.

Pasar Jepang juga terpukul secara global setelah Presiden Bank Sentral New York John Williams mengatakan pada hari Jumat (15/12) bahwa bank sentral AS saat ini tidak membahas penurunan suku bunga dan fokus pada apakah suku bunga cukup ketat untuk menurunkan inflasi sesuai target.

Sementara pasar saham China hari ini dibayangi oleh Bank Rakyat China (PBOC) yang akan merilis suku bunga utama pinjamannya pada hari Rabu mendatang, dengan pasar memperkirakan stimulus baru di tengah tanda-tanda kondisi permintaan yang lemah di China.

Hang Seng Hong Kong juga berkinerja kurang bertenaga karena para trader mengambil pendekatan hati-hati menjelang penetapan suku bunga pinjaman acuan PBOC.

Pada November, PBOC mempertahankan suku bunga utama pinjaman 1 tahun sebesar 3,45 persen untuk bulan ketiga dan mempertahankan suku bunga LPR 5 tahun sebesar 4,2 persen selama lima bulan berturut-turut.

Sementara itu, regulator sekuritas China juga telah mendesak perusahaan untuk meningkatkan dividen dan pembelian kembali sejumlah saham. (ADF)

SHARE