MARKET NEWS

Bursa Asia Dibuka Variatif, Dipicu Sentimen Isu Tapering Off The Fed dan Aturan Baru China

Dinar Fitra Maghiszha 17/09/2021 10:06 WIB

Bursa saham di kawasan Asia terpantau bergerak variatif pada pembukaan perdagangan hari ini (17/9).

Bursa Asia Dibuka Variatif, Dipicu Sentimen Isu Tapering Off The Fed dan Aturan Baru China (Dok.MNC Media)

IDXChannel - Bursa saham di kawasan Asia terpantau bergerak variatif pada pembukaan perdagangan Jumat (17/9/2021). Dua sentimen utama datang dari rencana pengurangan pembelian aset (tapering off) dari Federal Reserve (The Fed) dan dampak peraturan baru China yang ketat terhadap sejumlah perusahaan.

Menilik Market Watch hingga pukul 09:22, Shanghai Composite China dibuka melemah di 3.595,2, lalu bergerak menguat (0,21%) di 3.614,9. Nikkei 225 Jepang dibuka menguat di 30.387,5 kemudian semakin melanjutkan tren penguatan (0,55%) di area 30.489,4.

Hang Seng Hong Kong terpantau dibuka merosot di 24.589,1 tapi melesat (0,51%) di 24.793,5. STI Singapura mengawali perdagangan di zona merah dan masih terkoreksi (0,17%) di 3.063,9.

Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia dibuka meninggalkan level psikologis 6100an di 6.098,8.

Melansir Reuters, Jumat (17/9/2021), investor secara umum dimungkinkan masih khawatir atas ketidakpastian pemulihan ekonomi global.

"Investor perlu bersiap menerima fakta bahwa kembalinya ekonomi seperti dulu bakal tertunda sampai kemungkinan lima tahun ke depan," kata Chief Investment Northern Trust, Jim McDonald.

Kabar dari China, diketahui Beijing telah meluncurkan regulasi yang ketat untuk perusahaan teknologi hingga kasino yang membawa kekhawatiran khusus bagi investor, terutama persaoalan dampak krisis utang yang akan terus tumbuh ke depannya.

Di samping itu, varian delta Covid-19 masih mempengaruhi pemulihan ekonomi. Tekanan inflasi yang berkelanjutan di China juga menciptakan kewaspadaan investor.

Memantau informasi dari Amerika Serikat, pertemuan The Fed yang dijadwalkan pada pekan depan untuk membahas prospek ekonomi dapat memicu pergerakan pasar.

Namun, analis melihat langkah The Fed perlu dicermati seiring agenda tapering dan kenaikan suku bunga.

"Proyeksi the Fed dimungkinkan akan lebih rendah dari sebelumnya," tutur Jim.

Laporan dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan penjualan ritel naik pada Agustus 2021, berada di luar ekspektasi pasar. Hal ini masih menjadi katalis positif bagi pemulihan ekonomi Amerika Serikat.

Kendati demikian, penyerapan tenaga kerja AS masih berada di bawah tekananan menyusul tingkat pengangguran naik sedikit dari proyeksi pekan lalu. 

(IND) 

SHARE