MARKET NEWS

Bursa Asia Lanjutkan Reli usai Rilis Data Ekonomi AS

Maulina Ulfa 04/07/2024 09:54 WIB

Bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Kamis (4/7/2024), seiring rilis data ekonomi terbaru Amerika Serikat (AS).

Bursa Asia Lanjutkan Reli usai Rilis Data Ekonomi AS. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Kamis (4/7/2024), seiring data ekonomi terbaru Amerika Serikat (AS) yang mendukung kemungkinan penurunan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).

Data terbaru menunjukkan kontraksi mengejutkan di AS dalam aktivitas jasa dan angka lapangan kerja swasta yang mengecewakan.

Investor juga menilai data aktivitas bisnis di Hong Kong dan angka perdagangan di Australia di mana keduanya tidak sesuai ekspektasi.

Saham-saham di Australia, Jepang, Korea Selatan, Hong Kong semuanya menguat, sementara bursa China melemah. Indeks Jepang juga mendekati rekor tertinggi yang sebelumnya dicapai pada Desember 1989.

Ketua bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell juga mengatakan pihaknya telah membuat kemajuan signifikan dalam hal inflasi tetapi membutuhkan lebih banyak kepercayaan diri sebelum memangkas suku bunga.

Pada pukul 09.02 WIB, indeks saham Nikkei 225 Jepang naik 0,38 persen di level 40.736,48. Indeks Shanghai Composite turun tipis 0,069 persen di level 2.980,3.

Lebih lanjut, indeks KOSPI Korea Selatan naik 0,75 persen di level 2.814,83 dan indeks ASX 200 Australia menguat 1,02 persen di level 7.819. (Lihat grafik di bawah ini.)

Dari Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,25 persen di level 7.213 pada pukul 09.09 WIB. Pada sesi sebelumnya, IHSG ditutup menguat 1,01 persen ke level 7.196,75.

Indeks Nikkei 225 Jepang mengikuti kenaikan di Wall Street semalam karena melemahnya pasar tenaga kerja AS.

PMI Jasa ISM di AS anjlok ke 48,8 pada Juni 2024, kontraksi paling tajam sejak April 2020. Pasar memperkirakan PMI Jasa ISM di level 52,5 setelah sebelumnya di posisi 53,8 pada Mei.

Indeks Aktivitas Bisnis juga turun, tercatat 49,6, kontraksi pertama sejak Mei 2020. Pesanan baru (47,3 vs 54,1) dan lapangan kerja (46,1 vs 47,1) menurun.

“Penurunan indeks komposit pada Juni disebabkan oleh penurunan aktivitas bisnis, kontraksi pesanan baru untuk kedua kalinya sejak Mei 2020, dan berlanjutnya kontraksi lapangan kerja. Responden survei melaporkan bahwa secara umum, kondisi bisnis tidak berubah atau melemah, dan meskipun inflasi menurun, beberapa komoditas mempunyai biaya yang jauh lebih tinggi,” kata Steve Miller, CPSM, CSCP, Ketua Institute for Supply Management.

Miller menambahkan para panelis mengindikasikan bahwa kinerja pengiriman pemasok yang lebih lambat terutama disebabkan oleh tantangan transportasi, bukan peningkatan permintaan.

Sebelumnya, PMI Manufaktur ISM AS secara tak terduga juga turun menjadi 48,5 pada Juni 2024 dari 48,7 pada Mei, di bawah perkiraan sebesar 49,1.

Selain itu, di Asia pelemahan tajam yen yang jatuh ke posisi terendah baru dalam 3 tahun, juga mendukung pasar saham domestik karena meningkatkan prospek bagi industri-industri yang banyak melakukan ekspor di Jepang.

Investor sekarang menantikan data upah dan belanja rumah tangga Jepang pada Jumat esok untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut mengenai perekonomian. Hampir semua sektor berpartisipasi dalam kenaikan ini, dengan kenaikan yang kuat dari saham-saham indeks kelas berat seperti Toyota Motor (1 persen), Advantest (2,1 persen) dan Mitsui OSK (3,1 persen).

Sementara itu, Kawasaki Heavy Industries anjlok 6,4 persen setelah laporan bahwa Kementerian Pertahanan Jepang memerintahkan penyelidikan atas tuduhan bahwa perusahaan tersebut menyuap pejabat terkait kontrak perbaikan kapal selam.

Di Asia, data akhir menunjukkan bahwa aktivitas bisnis di Jepang mengalami kontraksi pada Juni untuk pertama kalinya sejak November 2023, sementara pertumbuhan sektor jasa di China melambat ke level terendah dalam delapan bulan. (ADF)

SHARE