Bursa Asia Melemah, Pasar Tunggu Keputusan The Fed dan Data Inflasi AS
Bursa Asia melemah pada Rabu (12/6/2024) seiring investor bersiap untuk laporan inflasi Amerika Serikat (AS) dan keputusan kebijakan terbaru dari The Fed.
IDXChannel - Bursa Asia melemah pada Rabu (12/6/2024) seiring investor bersiap untuk laporan inflasi Amerika Serikat (AS) dan keputusan kebijakan terbaru dari The Federal Reserve (The Fed) dan Bank of Japan (BOJ) pada pekan ini.
Investor juga bereaksi terhadap data yang menunjukkan inflasi harga produsen di Jepang melonjak 2,4 persen secara tahunan (yoy) pada Mei 2024, melebihi ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 2 persen.
Hal ini memicu kekhawatiran bahwa hal tersebut dapat menyebabkan tingkat inflasi konsumen yang lebih tinggi.
Di China, inflasi harga konsumen juga naik lebih kecil dari perkiraan pada Mei, sementara inflasi harga produsen tetap mengalami deflasi.
Saham-saham di Australia, Jepang dan Hong Kong menurun, sedangkan saham-saham di China diperdagangkan mendekati titik impas.
Sementara, saham-saham Korea Selatan menguat seiring menguatnya saham perusahaan-perusahaan teknologi.
Pada pukul 09.24 WIB, indeks saham Nikkei 225 Jepang melemah 0,72 persen di level 38.854,47. Indeks Shanghai Composite naik tipis di level 3.028.
Lebih lanjut, indeks KOSPI Korea Selatan menguat 0,38 persen di level 2.715,54 dan indeks Hang Seng Hong Kong tumbang 1,63 persen di level 17.880. Sementara indeks ASX 200 juga tumbang 0,61 persen di level 7.708,3. (Lihat grafik di bawah ini.)
Dari Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,29 persen di level 6.836 pada pukul 09.30 WIB. Pada sesi sebelumnya, IHSG ditutup turun 0,95 persen ke level 6.855,69.
Indeks acuan KOSPI Korea Selatan naik dipimpin oleh saham-saham elektronik menjelang laporan inflasi AS dan keputusan suku bunga The Fed hari ini.
Meskipun The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah, para investor cenderung fokus pada pernyataan yang menyertainya dan proyeksi terbaru mengenai perekonomian dan suku bunga.
Di dalam negeri, risalah pertemuan Bank of Korea pada Mei menunjukkan bahwa anggota dewan menyatakan perlunya kehati-hatian dalam melonggarkan kebijakan moneter karena ketidakpastian yang sedang berlangsung mengenai tekanan harga.
Dalam berita ekonomi, tingkat pengangguran di Korea Selatan tetap stabil di angka 2,8 persen pada Mei, sementara pertumbuhan lapangan kerja melambat ke level terendah dalam lebih dari tiga tahun.
Indeks Nikkei 225 turun menghapus kenaikan dari sesi sebelumnya karena investor bereaksi terhadap angka inflasi produsen Jepang yang lebih tinggi dari perkiraan.
Investor juga menjadi berhati-hati menjelang keputusan kebijakan Bank Sentral Jepang pada minggu ini, serta laporan utama inflasi AS dan keputusan suku bunga The Fed.
Hampir semua sektor ikut serta dalam penurunan indeks Nikkei, dengan penurunan signifikan yang dialami oleh saham-saham kelas berat seperti Mitsubishi UFJ (-1,1 persen), Nippon Tel (-0,9 persen), Toyota Motor (-1,3 persen), Kawasaki Kisen (-1,7 persen) dan Fast Retailing. (-2,2 persen). (ADF)