Bursa Asia Menguat Dipicu Kabar Deal AS-China dan Gencatan Senjata India-Pakistan
Bursa saham di kawasan Asia menghijau pada perdagangan Senin (12/5/2025), dengan pasar modal di China memimpim penguatan.
IDXChannel – Bursa saham di kawasan Asia menghijau pada perdagangan Senin (12/5/2025). Hal tersebut didorong oleh kabar tercapainya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan China, serta meredanya konflik antara India dan Pakistan terkait Kashmir.
Indeks saham China memimpin penguatan di kawasan. Indeks Shanghai Shenzhen CSI 300 naik 1,1 persen, dan Shanghai Composite menghijau 0,9 persen. Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong melonjak 1,5 persen.
“Pejabat dari kedua negara mengisyaratkan bahwa negosiasi yang berlangsung di Jenewa, Swiss telah menghasilkan kesepakatan penting untuk mengurangi defisit dagang AS,” bunyi pernyataan resmi dari pihak Gedung Putih, dikutip dari Investing, Senin (12/5/2025).
Di Jepang, indeks Nikkei 225 naik tipis 0,1 persen, sedangkan TOPIX stagnan. Di sisi lain, indeks ASX 200 Australia mencatat kenaikan 0,3 persen di tengah volume perdagangan yang relatif sepi karena hari libur di beberapa negara Asia Tenggara.
Sementara itu, bursa India tampak bersiap untuk pembukaan yang positif. Kontrak berjangka Gift Nifty 50 naik 1,9 persen di pra-pembukaan, menyusul kabar gencatan senjata antara India dan Pakistan di wilayah Kashmir.
“Sejak Minggu (11/5/2025) pagi, aktivitas artileri dan drone di perbatasan mulai mereda. Ini menjadi sinyal positif bagi pasar,” kata laporan media lokal India.
Meskipun mayoritas pasar bergerak naik, saham sektor farmasi di Asia justru terseret sentimen negatif dari rencana Presiden AS Donald Trump untuk menurunkan harga obat secara signifikan.
Trump menyatakan akan menandatangani perintah eksekutif untuk menurunkan harga obat di AS antara 30 persen hingga 80 persen. Pernyataan ini membuat saham-saham farmasi besar di Jepang seperti Chugai, Daiichi Sankyo, dan Takeda anjlok antara 4 hingga 7 persen.
Di Korea Selatan, saham SK Biopharmaceuticals dan Samsung Biologics masing-masing turun 2,8 persen dan 3,9 persen. Sedangkan di Australia, CSL Ltd juga turun tipis 0,4 persen.
(Ahmad Islamy Jamil)