Bursa Asia Menguat Ikuti Reli di Wall Street
Bursa saham Asia cenderung menguat pada Rabu (13/8/2025), mengikuti reli di Wall Street, Amerika Serikat (AS), semalam.
IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung menguat pada Rabu (13/8/2025), mengikuti reli di Wall Street, Amerika Serikat (AS), semalam.
Menurut data pasar, hingga pukul 09.07 WIB, Indeks Nikkei 225 naik 1,29 persen menembus level 43.271, sementara indeks Topix menguat 0,88 persen, dengan keduanya mencetak rekor tertinggi baru setelah reli di Wall Street semalam.
Kenaikan ini mengikuti rilis data inflasi AS yang memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) bulan depan.
Di Jepang, melansir dari Trading Economics, sentimen pelaku industri manufaktur membaik untuk bulan kedua berturut-turut pada Agustus, setelah tercapainya kesepakatan dagang dengan Washington. Sementara itu, pertumbuhan harga produsen melambat ke level terendah dalam 11 bulan pada Juli, di tengah tekanan tarif AS yang lebih tinggi.
Saham-saham yang mencatat kenaikan terbesar antara lain Sanrio (naik 7,2 persen), Mitsubishi Heavy (2,7 persen), Advantest (1,3 persen), Tokyo Electric Power (4,7 persen), dan Sony Group (4 persen).
Indeks Shanghai Composite juga mendaki 0,19 persen, Hang Seng Hong Kong terangkat 1,11 persen, KOSPI Korea Selatan tumbuh 0,46 persen, dan STI Singapura 0,71 persen.
Berbeda, ASX 200 Australia melemah 0,66 persen.
Di Wall Street, bursa saham pada Selasa pulih dari pelemahan sehari sebelumnya. Nasdaq dan S&P 500 ditutup di rekor tertinggi, didukung laporan inflasi Juli yang memperkuat harapan pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada pertemuan September.
Data menunjukkan, inflasi konsumen AS naik 0,2 persen pada Juli, setelah meningkat 0,3 persen pada Juni. Tidak termasuk komponen pangan dan energi yang bergejolak, CPI inti naik 0,3 persen—kenaikan terbesar sejak Januari—setelah naik 0,2 persen pada Juni.
“Pesan utama dari inflasi inti adalah bahwa inflasi akibat tarif kemungkinan menjadi proses yang berlangsung, bukan peristiwa sekali jadi,” kata Kepala Ekonom Annex Wealth Management, Brian Jacobsen, dikutip Reuters.
“Selama tingkat inflasi impas dan ukuran ekspektasi inflasi berbasis pasar tetap terkendali, The Fed seharusnya cukup nyaman untuk kembali memangkas suku bunga pada September.”
Kontrak berjangka Fed funds AS kini sepenuhnya memasukkan skenario pemangkasan suku bunga pada pertemuan bulan depan, dengan sekitar 61 basis poin pelonggaran diperhitungkan untuk 2025.
Namun, kualitas data ekonomi tetap menjadi perhatian, beberapa minggu setelah Presiden Donald Trump memecat Kepala Biro Statistik Tenaga Kerja akibat revisi penurunan data ketenagakerjaan non-pertanian pada bulan-bulan sebelumnya.
Pasar kini memantau perkembangan pencalonan E.J. Antoni untuk jabatan Komisaris Biro tersebut serta calon potensial untuk posisi pimpinan The Fed. (Aldo Fernando)