Bursa Asia Naik Imbas Yield Obligasi Melandai dan Optimisme Ekonomi China
Pasar saham Asia sebagian mengalami kenaikan pada Rabu (25/10/2023).
IDXChannel - Pasar saham Asia sebagian mengalami kenaikan pada Rabu (25/10/2023). Kenaikan ini dampak dari kenaikan saham di Wall Street semalam di tengah laporan pendapatan perusahaan yang kuat dan penurunan imbal hasil Treasury.
Di pasar China, Indeks Shanghai Composite menguat 0,89 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong mencatatkan kenaikan mencapai 2,57 persen pada level 17.429.
Di Jepang, Nikkei 225 menguat 1,3 persen di level 31.464 sementara indeks TOPIX naik 1,26 persen di level 2.269. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menguat 0,95 persen pada pukul 09.55 WIB.
Sedangkan, indeks KOSPI di Korea Selatan justru turun 0,19 persen. Indeks ASX 200 di bursa Australia naik tipis 0,07 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)
Pada penutupan perdagangan Wall Street pada Selasa (24/10), indeks Dow Jones melonjak 204,97 poin atau 0,69 persen ke posisi 33.164,81. Indeks S&P 500 bertambah 0,73 persen ke posisi 4.247,7. Indeks Nasdaq menguat 0,95 persen ke posisi 13.141.
Sementara itu, imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10-tahun turun ke angka 4,82 persen dari level tertinggi 16 tahun di 5 persen yang sempat diraih pada Senin dan menyebabkan kekacauan pasar.
Di sisi lain, indeks PMI Komposit Global S&P Amerika Serikat (AS) naik menjadi 51,0 pada Oktober 2023 dibanding 50,2 pada September. Ini menandakan percepatan laju ekspansi output sektor swasta di negeri Paman Sam.
Hal ini menandai ekspansi tercepat sejak Juli, didukung oleh laju ekspansi yang lebih cepat pada aktivitas jasa dan manufaktur.
Kondisi permintaan di sektor manufaktur meningkat untuk pertama kalinya sejak bulan April, sementara bisnis baru di sektor jasa turun selama tiga bulan berturut-turut. Kondisi ini ini disebabkan oleh tingginya suku bunga dan kondisi perekonomian yang menantang.
Sementara itu, penciptaan lapangan kerja hanya bersifat marginal, dimana perusahaan-perusahaan menyatakan adanya ketidakpastian seputar kondisi permintaan di masa depan dan upaya mereka untuk melakukan penghematan biaya. Sementara jumlah pekerjaan turun selama enam bulan berturut-turut.
Dari sisi harga, biaya operasional meningkat paling sedikit dalam tiga tahun terakhir, dan rata-rata inflasi harga jual turun ke level terendah sejak Juni 2020. Terakhir, kepercayaan dunia usaha meningkat ke level tertinggi sejak Mei 2022.
Saham-saham di Asia juga terdongkrak lebih tinggi setelah Presiden Xi Jinping meningkatkan dukungan terhadap perekonomian China melalui serangkaian kebijakan sehingga meningkatkan optimisme.
Saham-saham China Daratan menguat sementara Indeks Hang Seng Tech melonjak 5 persen, kenaikan tertinggi sejak akhir Agustus.
Kenaikan ini karena rencana dukungan pemerintah China yang mencakup penerbitan utang negara tambahan dan peningkatan rasio defisit anggaran. (ADF)