Bursa Asia Rontok, IHSG Perkasa Sendirian
IHSG pagi ini dibuka menguat, berbeda dengan bursa saham di kawasan Asia-Pasifik yang sebagian besar berada di zona merah.
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini, Jumat (4/3/2022) dibuka menguat, berbeda dengan bursa saham di kawasan Asia-Pasifik yang sebagian besar berada di zona merah.
Hingga pukul 09:45 WIB, Nikkei 225 Jepang (N225) tertekan -1,90 persen di 26.073, KOSPI Korea Selatan (KS11) turun -1,09 persen di 2.717,11 dan Hang Seng Hong Kong (HSI) koreksi -2,22 persen di 21.968.
Shanghai Composite China (SSEC) anjlok -0,27 persen di 3.471,72, Taiwan Weighted (TWII) anjlok -0,70 persen di 17.809,25. Adapun Straits Times Singapura merosot -0,47 persen di 3.238,45, dan Australia ASX 200 (AXJO) terbenam -0,96 persen di 7.083,00.
Berbeda dari lainnya, Indonesia Composite Index / IHSG tumbuh 0,96 persen di 6.934,05.
Sebagian besar saham Asia terpukul pada awal perdagangan, terlihat dari kinerja indeks MSCI yang mengukur bursa saham Asia Pasifik di luar Jepang turun -0,08 persen.
Ini terjadi di tengah lonjakan harga minyak mentah yang dipicu adanya laporan pembangkit listrik tenaga nuklir terbakar di tengah perang antara Ukraina dan Rusia.
Laporan kantor berita RIA yang mengutip departemen energi atom Ukraina menyebut bahwa unit pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, yang terbesar dari jenisnya di Eropa, telah terkena serangan oleh pasukan Rusia.
Hal ini tampaknya mengejutkan para investor di Asia yang selanjutnya meningkatkan tekanan jual.
Kendati sebagian besar di zona merah, IHSG tampak masih bertahan dalam tren penguatannya. Kenaikan harga komoditas menjadi berkah bagi sektor energi dan bahan baku di Indonesia.
Hal ini dinilai akan meningkatkan nilai ekspor dan berkontribusi terhadap pertumbuhan kuartal pertama tahun 2022, di tengah fundamental yang kuat pada periode sebelumnya.
"Kita lihat nanti neraca perdagangan Indonesia, yang kemudian ekspor-impor kita, ini akan mengalami kenaikan, dan akan menopang pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama," kata Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi pada Kamis (24/2/2022). (RAMA)