Catat Kontrak Baru, Wijaya Karya Beton (WTON) Targetkan Pendapatan Rp7,38 Triliun di 2021
PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) berhasil mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 1,99 triliun hingga Mei 2021, dan menargetkan pendapatan Rp7,38 triliun di 2021.
IDXChannel - PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) berhasil mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 1,99 triliun hingga Mei 2021. Emiten industri produk beton pracetak ini pun akan terus mengincar kontrak baru, karena dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2021, WTON menargetkan pendapatan senilai Rp7,38 triliun atau naik 53,9% dibandingkan realisasi tahun lalu.
Sebagai catatan, kontrak baru anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) tersebut melesat 74,56% dibandingkan dengan kontrak baru WTON pada periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 1,14 triliun.
Mengutip laporan keuangan perseroan yang diterbitkan BEI, Selasa (15/6/2021), kontrak baru WTON berasal dari beberapa proyek. Antara lain proyek high speed railway sebesar Rp 666,57 miliar, proyek Tol Serpong-Balaraja senilai Rp 88,97 miliar, proyek pengaman muara Sungai Bogowonto sebesar Rp 80,14 miliar.
Selain itu, ada proyek lainnya seperti pekerjaan tambahan di proyek jalan layang tol AP Pettarani, RDMP Balikpapan, pembangunan sarana dan prasarana pelatihan konstruksi layang, serta fly over Kopo Bandung. Raihan hingga Mei itu setara dengan sekitar 25% dari target kontrak baru yang dibidik WTON tahun ini, yakni senilai Rp 8,02 triliun.
Dari sisi laba bersih, WTON membidik Rp 370,95 miliar atau tumbuh hingga 189,7% dibandingkan tahun 2020. Kendati begitu, di tengah kondisi yang masih diselimuti pandemi covid-19, WTON pun masih akan melihat perkembangan pasar dan kondisi ekonomi terkait target di dalam RKAP tersebut.
"Wika Beton akan tetap menjaga sustainable, dengan tetap efisien dan berinovasi untuk produk dan sistem produksi, menjaga cashflow, serta berupaya meningkatkan laba," terang Herni.
Untuk menopang pemenuhan target-target tersebut, pada tahun ini WTON mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 567 miliar. Hingga kuartal pertama, serapan capex belum signifikan yakni sebesar Rp3 miliar.
(IND)