MARKET NEWS

Catatkan Laba Rugi Rp172,86 M di Akhir 2022, Intip Sejarah Saham AMAR

Shifa Nurhaliza Putri 16/01/2023 16:26 WIB

Mengawali pekan ke 3 di awal 2023, mengulas sejarah saham AMAR tentu menjadi salah satu pembahasan menarik bagi sejumlah investor.

Catatkan Laba Rugi Rp172,86 M di Akhir 2022, Intip Sejarah Saham AMAR. (Foto: Sejarah Saham AMAR)

IDXChannel – Mengawali pekan ke 3 di awal 2023, mengulas sejarah saham AMAR tentu menjadi salah satu pembahasan menarik bagi sejumlah investor. Bank Amar Indonesia atau lebih dikenal dengan Amar Bank merupakan perusahaan di bidang perbankan yang didirikan pada tahun 1991 dan berkantor pusat di Surabaya.

Nama perusahaan sebelumnya adalah Anglomas International Bank atau lebih dikenal dengan Amin Bank yang didirikan oleh keluarga Noto Suhardjo Wibisono (Lioe Kiem Tjauw) dan Hartini Wibisono (Tan Sioe Ing). Pada tahun 2014, setelah diakuisisi Tolaram perusahaan berganti nama menjadi Amar Bank.

Menurut Anggaran Dasar Perusahaan, bisnis AMAR adalah bergerak di bidang perbankan ritel non-devisa. Bank Amar mendapat izin sebagai bank umum dari Menteri Keuangan Republik Indonesia pada tanggal 12 November 1991.

Pada tanggal 30 Desember 2019, AMAR mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana (IPO) saham AMAR kepada publik sebanyak 1.206.068.500 dengan nilai nominal Rp100 per saham dengan harga yang diminta sebesar Rp174 per saham. Saham ini telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Januari 2020.

Laporan Keuangan AMAR

Amar Bank Indonesia (AMAR) membukukan laba rugi Rp172,86 miliar pada kuartal III 2022. Turun 30,967% secara tahunan dengan total laba Rp565,18 juta. Pendapatan bunga bersih sebesar Rp501,84 miliar, naik 65% year-on-year sebesar Rp303,92 miliar.

Perhitungan ini termasuk pendapatan bunga sebesar Rp605,45 miliar, naik 27% yoy sebesar Rp476,15 miliar. Beban bunga sebesar Rp103,61 miliar, turun 39% secara tahunan sebesar Rp172,22 miliar. Pendapatan operasional lainnya sebesar Rp180,75 miliar, naik 22% year-on-year sebesar Rp147,95 miliar.

Biaya penutupan untuk aset yang hilang mencapai Rp477,85 miliar, naik 143% dari Rp196,52 miliar tahun lalu. Kerugian penurunan nilai aset non-keuangan sebesar Rp621 juta untuk periode yang sama tahun sebelumnya adalah nihil. Kerugian kerusakan mencapai Rp478,48 miliar, melonjak 143% dari tahun lalu Rp196,52 miliar.

Rugi usaha Rp171,67 miliar, turun 4,064% dari tahun lalu Rp4,33 miliar. Biaya non-operasional sebesar Rp1,19 miliar, turun 71% dari Rp4,18 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Laba sebelum pajak minus Rp172,86 miliar, turun 118,497% dari tahun yang sama tahun lalu laba Rp146,15 juta. (SNP)

SHARE