City Retail (NIRO) Catatkan Kerugian Rp58,91 Miliar di 2021
Setelah sekian lama belum menyampaikan laporan tahunan, akhirnya PT City Retail Developments Tbk (NIRO) membukukan rugi Rp58,91 miliar di 2021.
IDXChannel - Setelah sekian lama belum menyampaikan laporan tahunan, akhirnya PT City Retail Developments Tbk (NIRO) membukukan rugi Rp58,91 miliar di 2021. Capaian itu berkebalikan dari laba bersih yang dicapai pada 2020 senilai Rp57,56 miliar.
Rugi dialami NIRO justru ketika pendapatan perseroan meningkat 38,44% year on year (yoy) mencapai Rp732,65 miliar. Sebagian besar pemasukan perseroan berasal dari penyewaan gerai dalam pusat perbelanjaan di bawah brand Citimall, mencapai Rp353,66 miliar. Sedangkan kontribusi terbesar kedua dihasilkan dari jasa pemeliharaan sebesar Rp174,14 miliar.
Sementara itu, pendapatan perhotelan NIRO mencapai total Rp52,83 miliar. Kondisi ini membuat perseroan mencatatkan rugi per saham senilai Rp2,65, berbali dari laba per saham pada tahun 2020 senilai Rp2,59. Demikian laporan keuangan perseroan di keterbukaan informasi, Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (23/8/2022).
Apabila laporan keuangan NIRO dilihat lebih detil, maka akan terlihat sejumlah pos beban yang mengalami kenaikan cukup signifikan. Seperti beban pokok yang membengkak 77,55% yoy mencapai Rp397,49 miliar, meskipun masih menghasilkan laba bruto yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2020.
Pos beban umum-administrasi yang meningkat 20,27% yoy menjadi Rp184,37 miliar, serta merosotnya nilai keuntungan atas akuisisi sebesar 82,98% yoy semakin membebani penghasilan. Hal ini membuat laba usaha perseroan terlihat lebih rendah dari tahun 2020.
Selanjutnya, biaya keuangan yang bertambah 55,62% yoy sebesar Rp309,69 miliar membuat NIRO mencatatkan rugi sebelum pajak sebesar Rp93,40 miliar, alias berbalik dibandingkan laba sebelum pajak pada tahun 2020 sebesar Rp206,73 miliar.
Dari sisi neraca per 31 Desember 2021, total aset NIRO mencapai Rp11,69 triliun, atau lebih tinggi 10,20% dari akhir 2020 senilai Rp10,60 triliun. Kewajiban pembayaran/liabilitas meningkat 30,97% mencapai Rp5,26 triliun, sedangkan modal/ekuitas perseroan turun 2,46% menjadi Rp6,42 triliun. (TYO)