MARKET NEWS

Covid-19 Kembali Bayangi Eropa, Harga Minyak Mentah Bergerak Fluktuatif

Dinar Fitra Maghiszha 16/11/2021 10:57 WIB

Meningkatnya kasus Covid-19 di Eropa membuat harga minyak mentah dunia bergerak fluktiatif di dua pasar utama dunia pada Selasa (16/11/2021).

Covid-19 Kembali Bayangi Eropa, Harga Minyak Mentah Bergerak Fluktuatif. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Meningkatnya kasus Covid-19 di Eropa membuat harga minyak mentah dunia bergerak fluktiatif di dua pasar utama dunia pada Selasa (16/11/2021). Hal ini meningkatkan kekhawatiran atas permintaan di tengah ekspektasi pasokan akan meningkat tajam.

Hingga pukul 10.21 WIB, minyak mentah berjangka jenis Brent naik 0,80% di USD82,86 per barel, setelah sempat merosot pada perdagangan kemarin (15/11). Sedangkan West Texas Intermediate (WTI) menguat di harga USD80,41.

Fluktuasi harga komoditas, terutama minyak mentah mendapat katalis meningkatnya kembali angka kasus aktif Covid-19 di Eropa. Pemerintah di sejumlah negara tengah berniat untuk mempertimbangkan kembali kebijakan lockdown.

Amerika Serikat, sebagai konsumen minyak terbesar di dunia diliputi kecemasan atas kemungkinan pelepasan cadangan minyak strategis untuk meredam lonjakan harga.

"Minyak mentah turun karena Presiden Biden sedang menghadapi tekanan untuk memanfaatkan cadangan AS guna meredam kenaikan harga bahan bakar," kata Analis ANZ dalam sebuah catatan.

Di kawasan Asia, China juga tengah berjuang melawan penyebaran Covid-19 gelombang baru yang disebabkan oleh varian delta.

"Sentimen juga datang akibat pembatasan perjalanan yang baru di Eropa," lanjutnya, dilansir Reuters, Selasa (16/11/2021).

Sementara itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) telah memangkas proyeksi permintaan minyak dunia pada kuartal keempat sebesar 330.000 barel per hari. Adapun alasannya adalah karena tingginya harga energi menghambat pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19.

Pada pekan ini, perusahaan energi di AS bakal menambahkan jumlah rig minyak dan gas alam untuk pekan ketiga berturut-turut. Hal ini akan memacu peningkatan produksi minyak kedepannya.

Baker Hughes Co mengatakan bahwa jumlah rig minyak dan gas naik menjadi 556 hingga 12 November kemarin. Ini merupakan level tertingginya sejak April 2020. (TYO)

SHARE