MARKET NEWS

Dampak El Nino ke Saham Sektor Tambang, Siapa Untung dan Buntung?

Cahya Puteri Abdi Rabbi 12/09/2023 16:52 WIB

Fenomena El Nino yang melanda Indonesia akan memengaruhi kinerja sejumlah sektor komoditas seperti tambang batu bara dan mineral.

Dampak El Nino ke Saham Sektor Tambang, Siapa Untung dan Buntung? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Fenomena El Nino yang melanda Indonesia akan memengaruhi kinerja sejumlah sektor komoditas seperti tambang batu bara dan mineral. 

Untuk komoditas tambang dan energi, dampak El Nino terhadap kinerja keuangan perusahaan di industri batu bara relatif akan impas. Sementara industri nikel akan lebih diuntungkan untuk rentang jangka panjang.

“Secara jangka panjang, produsen nikel dan industri terkaitnya akan diuntungkan dari strategi hilirisasi atau downstreaming Indonesia terutama terkait dengan industri kendaraan listrik yang sangat tergantung dari baterai, di mana nikel merupakan bahan baku utama untuk baterai yang bagus,” kata Research Analyst Mirae Asset Sekuritas, Rizkia Darmawan dalam acara Media Day di Jakarta pada Selasa (12/9/2023).

Untuk emiten batu bara diprediksi akan mengalami peningkatan produksi namun di saat yang sama akan mengalami penurunan kinerja keuangan karena pelemahan harga batu bara di dunia. Darma menyebut, industri batu bara masih akan diwarnai sejumlah sentimen negatif.

Harga batu bara tercatat mengalami rebound karena ekspektasi volume penjualan batu bara yang lebih tinggi pada permintaan Tiongkok dan kenaikan harga gas alam cair atau LNG dan minyak.Mirae Asset mengasumsikan harga batu bara sepanjang tahun 2023 tetap pada USD175 per ton.

Mirae Asset merekomendasikan sejumlah saham sektor pertambangan antara lain, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang direkomendasikan hold dengan target harga Rp2.875, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yang direkomendasikan hold dengan target harga Rp2.795, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang direkomendasikan hold dengan target harga Rp30.400, serta buy pada saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) dengan target harga Rp2.150.

“Kami lebih mengutamakan HRUM dibandingkan dengan perusahaan lain dalam cakupan kami, mengingat harga jual rata-rata yang relatif lebih tinggi dan biaya tunai yang lebih rendah serta eksposur yang besar Cina,” ujar Darma.

Di samping itu,jika skema Badan Layanan Umum (BLU) atau Mitra Instansi Pengelola (MIP) batu bara segera dilaksanakan, PTBA juga akan mendapatkan manfaat kompensasi yang lebih tinggi. 

“Namun normalisasi harga batu bara acuan mungkin tidak memberikan manfaat yang signifikan,” imbuh Darma. 

(DES)

SHARE