MARKET NEWS

Dapat Dukungan Pemerintah, Ini Strategi PGEO Garap Panas Bumi di Indonesia

Febrina Ratna 22/07/2023 04:00 WIB

PGEO berkomitmen untuk terus memaksimalkan potensi panas bumi di Indonesia sejalan dengan upaya pemerintah melaksanakan dekarbonisasi untuk capai NZE 2060.

Dapat Dukungan Pemerintah, Ini Strategi PGEO Garap Panas Bumi di Indonesia. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Pemerintah menyatakan panas bumi sebagai sumber energi yang paling efisien dibandingkan sumber energi terbarukan lainnya. Hasil kajian menunjukkan panas bumi lebih mudah dikendalikan untuk diproduksi menjadi energi listrik.

Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Harris, menyatakan secara umum pengembangan panas bumi ini sangat didukung oleh pemerintah. Namun dalam implementasinya, kata dia, pemerintah masih punya keterbatasan anggaran dan waktu.

Oleh karena itu, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) atau PGE berkomitmen untuk terus memaksimalkan potensi panas bumi di Indonesia. Hal itu sejalan dengan upaya pemerintah dalam agenda dekarbonisasi nasional dan global untuk mencapai target Net Zero Emission 2060.

PGE menilai Indonesia memiliki total potensi panas bumi sebesar 23 GW. Potensi tersebut dapat dikembangkan secara optimal melalui pemanfaatan teknologi yang lebih baik dan fleksibel.

 "Saat ini PGE sudah mengidentifikasi potensi kapasitas terpasang tambahan dari PLTP existing. Inilah sebabnya 1 GW menjadi immediate goal (tujuan jangka pendek) PGE yang akan dicapai dalam dua tahun ke depan," kata Direktur Utama PGEO, Julfi Hadi, dalam siaran pers pada Jumat (21/7/2023).

Menurut dia, diperlukan pengoptimalan sumur geothermal dengan suhu rendah agar bisa menghasilkan listrik. Caranya dengan menggunakan teknologi binary dan ESP (Electrical Submersible Pump) pada pembangkit listrik panas bumi.

Meski begitu, Julfi mengatakan secara garis besar, dalam pengembangan potensi geothermal di Indonesia PGE mengalami dua tantangan yaitu secara komersial dan teknologi. Namun tantangan pengembangan panas bumi tersebut, kata dia, akan dijawab PGE dengan maksimalisasi peluang komersial dan optimalisasi teknologi.

Lebih jauh mengenai peluang komersialisasi energi panas bumi ini, Julfi menjelaskan ada beberapa langkah yang akan dilakukan PGE. Dalam bentuk penggunaan langsung, kata dia, PGE mengutilisasi uap dan brine (selain untuk listrik) untuk berbagai keperluan masyarakat, misalnya geowisata, pemanasan langsung (direct heating).

Selanjutnya, PGE memiliki rencana komersialisasi green hydrogen dan green methanol untuk Pembangkit Listrik Siklus Biner (Binary Cycle Power Plants). Menurut Julfi, PGE sedang meneliti potensi ekstraksi silika dari proses pengolahan brine berlebih untuk produk bernilai tambah seperti semikonduktor dan gelas.

"Selain itu kami juga meningkatkan interkoneksi antara lokasi produksi geothermal dan Secondary Product di Pulau Sumatera," pungkasnya.

(FRI)

SHARE