Dapat Restu Rights Issue, Saham Emiten Kaesang Cs Kok Lesu?
Emiten eksportir udang milik Kaesang dan rekannya, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) resmi mendapat restu untuk melaksanakan penambahan modal .
IDXChannel - Emiten eksportir udang milik Kaesang dan rekannya, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) resmi mendapat restu pemegang saham untuk melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Sejak keputusan tersebut sah, saham PMMP terlihat tak berdaya di perdagangan. Hingga sesi pertama Kamis (14/7), PMMP turun 1,57% di Rp376, menambah penurunan dalam dua hari terakhir masing-masing sebesar 1,02% dan 2,05%.
Saham PMMP merosot 5,53% dalam sebulan, dan tertekan 22,31% sepanjang tahun ini atau secara year to date. Hal itu terjadi meskipun secara fundamental penjualan bersih perseroan tumbuh 12,00% menjadi USD60,84 juta atau setara Rp873,08 miliar di kuartal I-2022 (kurs tanggal laporan keuangan Rp14.349), dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar USD54,32 juta.
Adapun laba tahun berjalan perseroan mencapai USD3,60 juta atau setara Rp51,76 miliar, menyusut dibandingkan periode sama tahun 2021 sebesar USD4,53 juta. Sebagai catatan, PMMP akan menerbitkan 784 juta saham baru atau setara 25% dari total modal ditempatkan dan disetor perseroan. Keputusan tersebut telah disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Senin 11 Juli 2022.
"Dengan nilai nominal Rp100,- setiap saham yang akan dilaksanakan setelah efektifnya pernyataan pendaftaran," tulis manajemen PMMP dalam Risalah RUPSLB, dikutip Kamis (14/7/2022).
Dana rights issue akan digunakan sebagai belanja modal untuk membangun pabrik baru dan fasilitas penunjangnya sebagai upaya untuk meningkatkan produksi udang.
Sedangkan sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan yakni untuk pembelian bahan baku udang dan bahan baku pelengkap untuk kegiatan operasional dan produksi.
Melalui pabrik baru ini, PMMP menargetkan ada peningkatan kapasitas produksi sebesar 5.500 ton pada tahun 2023, sekaligus mengejar target 27.000 ton di akhir tahun ini.
(DES)