Data Pekerjaan AS Diproyeksi Melandai Bebani Dolar, Sejumlah Mata Uang Menguat
Ekonomi Amerika Serikat (AS) diproyeksikan akan menciptakan 200 ribu pekerjaan baru pada Juli 2023.
IDXChannel - Ekonomi Amerika Serikat (AS) diproyeksikan akan menciptakan 200 ribu pekerjaan baru pada Juli 2023.
Data nonfarm payroll (NFP) AS rilis pada Jumat (4/8/2023) malam waktu Indonesia, ini bakal menjadi angka terendah sejak Desember 2020, menyusul kenaikan 209 ribu pekerjaan pada Juni.
Meski diproyeksi menurun, angka ini masih dua kali lipat dari 70 ribu hingga 100 ribu yang dibutuhkan per bulan untuk mengimbangi pertumbuhan populasi usia kerja dan membantu bank sentral menurunkan inflasi.
Sementara itu, tingkat pengangguran terlihat stabil di level 3,6 persen dan terus mendekati level terendah lima dekade. Upah kerja di AS juga diproyeksikan naik 0,3 persen, di bawah 0,4 persen pada Juni.
Adapun pertumbuhan gaji tahunan diperkirakan sedikit menurun menjadi 4,2 persen dari 4,4 persen pada bulan sebelumnya.
Data terbaru menegaskan pasar tenaga kerja terbukti tangguh dalam menghadapi suku bunga yang lebih tinggi dan tekanan inflasi, meskipun ada tanda-tanda penurunan.
Pekerjaan di sektor-sektor tertentu, seperti rekreasi dan keramahtamahan, pekerjaan di sektor pemerintahan federal, dan pendidikan, belum sepenuhnya pulih ke tingkat pra-pandemi. Sejak awal tahun, ekonomi AS telah menambah 1,67 juta pekerjaan.
Indeks dolar AS sebagai alat ukur utama terhadap sekeranjang enam mata uang, turun 0,05 persen pada perdagangan Jumat (4/8/2023) di level 102,3 pada pukul 14.41 WIB. Pada hari perdagangan sebelumnya, dolar masih menguat di level 102,84.
Euro menguat 0,05 persen di level 1.09498 per USD, sementara poundsterling turun 0,02 persen terhadap dolar.
Sebelumnya, Bank of England (BoE) pada hari Kamis (4/8) menaikkan suku bunga di Inggris Raya untuk ke-14 kalinya berturut-turut menjadi 5,25% menjadikannya yang tertinggi dalam 15 tahun.
Di Asia, yen Jepang juga menguat 0,03 persen di level 142,590 per dolar AS. Yuan China juga menghijau naik 0,12 persen di level 7,18950.
Dolar Australia dan Selandia baru masing-masing menguat 0,14 persen dan 0,23 persen terhadap dolar AS.