Data Ritel AS Stagnan, Wall Street Dibuka Kompak Menguat
Indeks Wall Street dibuka menguat pada perdagangan akhir pekan, Jumat (14/10) merespons rilis angka penjualan ritel di AS.
IDXChannel - Indeks Wall Street dibuka menguat pada perdagangan akhir pekan, Jumat (14/10) merespons rilis angka penjualan ritel di Amerika Serikat serta menjelang laporan keuangan perusahaan perbankan big caps.
Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 0,52% di 30.193,77, S&P 500 (SPX) menguat 0,66% di 3.693,98, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) tumbuh 0,77% di 10.730,79.
Saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah SPX antara lain Tesla, AMD, dan Apple. Tiga top gainers ditempati oleh Delta Air Lines menguat 4,02%, SolarEdge Technologeis Inc naik 3,61%, dan Carnival Corp tumbuh 2,18%.
Sedangkan top losers diduduki oleh First Republic Bank turun 4,64%, Kroger merosot 4,23%, dan Organon Co tertekan 4,33%.
Departemen Perdagangan AS baru saja merilis angka penjualan ritel periode September 2022 yang secara tak terduga masih stagnan dibandingkan bulan sebelumnya. Ini dipicu oleh lonjakan inflasi dan tren kenaikan suku bunga yang secara cepat menghambat permintaan barang.
Secara bulanan (MoM), penjualan ritel AS naik 0,4%, dari bulan sebelumnya sebesar 0,2%. sedangkan secara year on year (YoY) penjualan ritel lebih sebesar 8,41% alias lebih rendah dari tahun lalu di level 9,44%
Pasar mencerna kenaikan harga ditambah lonjakan suku bunga bank sentral AS, Federal Reserve membuat permintaan menurun. Hal itu tampak juga menjadi katalis bagi para pelaku pasar modal, mengingat angka ritel yang rendah adalah tujuan Fed demi membawa inflasi sesuai target di kisaran 2%.
Para pelaku pasar juga tampak optimis menjelang rilis laporan keuangan sejumlah perusahaan perbankan big caps yang diharapkan dapat memicu aksi beli investor.
Sebagai catatan, musim pendapatan kuartal ketiga akan berlanjut pada Jumat ini (14/10) yang notabene merupakan jatuh tempo penyampaian sejumlah bank-bank besar, sebagaimana diwartakan Reuters, Jumat (14/10/2022).
Kinerja keuangan sejumlah perusahaan, seperti JPMorgan Chase, Wells Fargo, Morgan Stanley, dan Citigroup semuanya dijadwalkan untuk melaporkan sebelum bel pembukaan, dan hasil ini akan memberi investor gambaran tentang seberapa besar dampak kenaikan suku bunga dan inflasi terhadap lembaga pemberi pinjaman tersebut.
(FAY)