MARKET NEWS

Debut Perdana, Saham DAAZ Langsung Melesat 25 Persen

Fiki Ariyanti 11/11/2024 09:33 WIB

PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Senin (11/11/2024). Sahamnya langsung melompat tinggi.

Debut Perdana, Saham DAAZ Langsung Melesat 25 Persen (foto aldi chandra mpi)

IDXChannel - PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Senin (11/11/2024). Perseroan menjadi emiten ke-37 yang tercatat di 2024. 

Pada debut perdananya ini, saham emiten perdagangan logam dan bijih logam itu dibuka langsung melompat 13,63 persen di harga Rp1.000 dari harga penawaran Rp880 per saham, berdasarkan data RTI Business.

Hingga pukul 09.23 WIB, saham DAAZ sudah melonjak 25 persen ke Rp1.100. Nilai transaksi perdagangan saham DAAZ pagi ini tercatat Rp1,29 miliar dengan volume 1,18 juta saham dan frekuensi sebanyak 3.067 kali.

Dalam hajatan IPO, perseroan menawarkan sebanyak 300 juta saham atau setara 15,02 persen dari total modal ditempatkan dan disetor dengan nilai noinal Rp100 per saham.

DAAZ menetapkan harga IPO sebesar Rp880 per saham. Dengan demikian, jumlah penawaran umum perdana saham DAAZ berpotensi meraup dana segar senilai Rp264 miliar. 

Penggunaan Dana IPO

Dalam prospektusnya, sebesar 33,34 persen dana IPO akan digunakan oleh perseroan untuk sejumlah kebutuhan, secara rinci sebesar 98,6 persen untuk pembelian bijih nikel dari PT Tiran Indonesia (TIA) dan PT Nusajaya Persadatama Mandiri (NPM).

Saat ini, pembagian pembelian bijih nikel dari NPM dan TIA yakni, 70 persen dan 30 persen. Pembelian bijih nikel tersebut dituangkan dalam perjanjian dengan jangka waktu pendek atau tidak lebih dari setahun. 

"Perseroan akan selalu berupaya melakukan perpanjangan kontrak, renegosiasi, atau mencari peluang atau potensi kontrak dengan pihak ketiga untuk masing-masing perjanjian pebelian bijih nikel yang akan berakhir," kata manajemen.

Kemudian, dana IPO sebesar 1,4 persen akan digunakan untuk modal kerja yang akan digunakan, antara lain untuk biaya tenaga kerja serta biaya logistik. 

Lalu sebesar 66,66 persen akan digunakan untuk pinjaman kepada anak perusahaan, yaitu sebesar 50 persen dialokasikan kepada PT Bara Makmur Dwitama (BMD), yang akan digunakan BMD untuk pembelian batu bara dan modal kerja BMD.

Sedangkan, sebesar 50 persen sisanya dialokasikan kepada PT Indo Lautan Energi (ILE), yang akan digunakan ILE untuk pembelian bahan bakar Solar kepada PT ExxonMobil Lubricants Indonesia. Serta untuk modal kerja yang akan digunakan, antara lain untuk biaya tenaga kerja dan biaya logistik.

(Fiki Ariyanti)

SHARE