MARKET NEWS

Deretan Lima Saham dengan Valuasi Mahal, Siapa Juaranya?

Fiki Ariyanti 09/08/2023 07:39 WIB

Yuk kepoin saham-saham dengan valuasi paling mahal. Ada yang PER-nya sampai ribuan kali.

Deretan Lima Saham dengan Valuasi Mahal, Siapa Juaranya? (Foto MNC Media)

IDXChannel – “Beli saham mercy, harga bajaj atau Avanza,” itulah salah satu kuote andalan dari investor tersohor, Lo Kheng Hong. Apa kamu pernah mendengarnya?

Harga bajaj atau Avanza di sini maksudnya bukan harga murah. Tetapi saham bagus dengan valuasi harga murah. Saham bagus tentunya saham dengan fundamental baik, tahan banting dalam situasi dan kondisi apapun, namun bukan murahan atau kaleng-kaleng.

Biasanya untuk investor pemula, sangat susah memilih saham dengan valuasi murah atau mahal. Sehingga kerap kali terjebak. Menyangka saham harga murah itu baik, tetapi justru ternyata valuasinya mahal dan semestinya kurang layak diserok atau dikoleksi.

Selain menengok Price Book Value (PBV), kamu sebetulnya bisa melihat valuasi harga saham dengan menggunakan rasio Price to Earning Ratio (PER). PER menilai harga saham dengan membandingkan antara harga saham dengan EPS atau Earning Per Share-nya.

Rumus menghitung PER = Harga Saham dibagi Earning Per Share (EPS)

Semakin tinggi nilai PER saham, maka akan semakin mahal saham tersebut. Diperlukan waktu lebih panjang bagi investor untuk balik modal. Demikian sebaliknya, semakin kecil nilai PER suatu saham, maka akan semakin murah harga saham tersebut.

Nah, mulai sekarang jangan salah pilih. Berikut lima saham dengan valuasi termahal yang harus menjadi perhatianmu:

1. PT Pudjiadi & Sons Tbk (PNSE)

Emiten perhotelan ini memiliki valuasi saham yang kemahalan. PER PNSE mencapai 6.413,61 kali. Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan PER industri konsumer siklikal sebesar 17,30 kali maupun sub industri jasa konsumer yang sebesar 30,22 kali, berdasarkan data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI) kuartal II-2023.

Saham emiten pemilik hotel The Jayakarta itu bergerak di tempat atau stagnan di level 392 pada penutupan perdagangan Selasa (8/8). Saham PNSE telah mengalami pelemahan 6,22 persen sejak awal 2023 sampai dengan saat ini. PNSE tercatat memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp312,74 miliar.

Perseroan ini juga mendapatkan notasi X dari Bursa Efek Indonesia, yang artinya perusahaan tercatat memenuhi kriteria efek bersifat ekuitas dalam pemantauan khusus. 

2. PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS)

Emiten produk telekomunikasi dan penyedia platform jasa sumber daya manusia ini mencatatkan valuasi saham tinggi (overvalued), yakni mencapai 3.392,54 kali. Nilai kapitalisasi pasar TFAS tercatat sebesar Rp3,32 triliun.

Valuasi saham TFAS 154,84 kali lipat lebih mahal dari PER industri telekomunikasi di angka 21,91 persen. Saham emiten anak usaha PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) itu anjlok 7,21 persen ke 1995 pada penutupan perdagangan Selasa (8/8). Sementara sejak awal Januari 2023 sampai saat ini, saham TFAS sudah boncos 59,94 persen. 

3. PT Bhakti Multi Artha Tbk (BHAT)

Emiten jasa keuangan itu mempunyai PER sebesar 2.906,22 kali atau jauh lebih mahal dibandingkan PER industri keuangan sebesar 15,17 kali. Angka PER itu juga setara 249,03 kali lipat lebih tinggi dari PER sub industri jasa keuangan sebesar 11,67 kali.

Dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp2,46 triliun, saham BHAT berakhir melemah 0,40 persen ke level 492 pada akhir perdagangan Selasa (8/8). Secara year to date, saham BHAT sudah longsor 43,12 persen. 

4. PT Bank Jago Tbk (ARTO)

Melongok PER Bank Jago tercatat sebesar 2.535,47 kali atau jauh melampaui PER industri keuangan dan sub industri bank yang masing-masing sebesar 15,17 kali.  

Saham emiten bank digital milik taipan Jerry Eng tersebut berada di level 2.730 atau loncat 5 persen pada penutupan perdagangan Selasa (8/8). Saham ARTO secara year to date sudah melayang 26,61 persen. ARTO mencatatkan kapitalisasi pasar sebesar Rp37,83 triliun.

5. PT Singaraja Putra Tbk (SINI)

Emiten jasa akomodasi milik Happy Hapsoro, suami Puan Maharani tersebut memiliki PER sebesar 1.345,05 kali. Angka itu lebih mahal dibanding PER industri konsumer siklikal sebesar 17,30 kali, bahkan 44,51 kali lipat lebih mahal dari PER sub industri jasa konsumer yang sebesar 30,22 kali. 

Saham SINI terparkir di level 1.385 atau merosot 1,07 persen pada sesi terakhir perdagangan Selasa (8/8). Saham perseroan tercatat sudah melonjak 25,34 persen secara year to date. Singaraja Putra membukukan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp666,18 miliar. 

(FAY)

SHARE