Dibayangi Aksi Profit Taking, IHSG Rawan Terkoreksi Hari Ini
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi rawan mengalami koreksi karena dibayangi aksi profit taking para pelaku pasar.
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi rawan mengalami koreksi karena dibayangi aksi profit taking para pelaku pasar. Namun secara teknikal, setelah mengalami pullback dan menutup gap down di sekitar level 7.568, IHSG kembali berbalik menguat.
Pada penutupan perdagangan kemarin, pola candlestick IHSG membentuk pola doji dengan indikator yang overbought. Pola doji tersebut masih memerlukan konfirmasi dari candlestick berikutnya untuk memastikan apakah akan terjadi reversal.
“Sehingga perlu diwaspadai jika IHSG menembus level support 6.500-6.550, yang dapat membuka peluang profit taking lanjutan. Sebaliknya jika bertahan di atas level 7.600-7.620, peluang penguatan lanjutan masih terbuka,” tulis Phintraco Sekuritas dalam risetnya, Rabu (30/7/2025).
Sebelumnya, IHSG ditutup menguat di level 7.617.91 atau naik 0,04 persen pada perdagangan Selasa (29/7/2025). Saham sektor bahan baku membukukan kenaikan terbesar, sebaliknya saham sektor keuangan mengalami koreksi terbesar.
“Pasar masih menantikan pertemuan dagang AS-China, pertemuan The Fed, sejumlah data indikator ekonomi, earning season kuartal II-2025, serta menantikan deadline pemberlakukan tarif 1 Agustus 2025,” kata riset tersebut.
Sementara itu, S&P mempertahankan peringkat utang jangka panjang Indonesia di level BBB dengan prospek stabil. S&P memperkirakan Indonesia akan tetap menjaga defisit fiskal di bawah 3 persen terhadap PDB selama tiga tahun ke depan.
Peringkat tersebut diperkirakan menjadi faktor positif bagi pasar obligasi dan nilai tukar rupiah. Data ekonomi yang akan dicermati investor di antaranya data pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 dari Jerman dan Euro Area. Dari AS juga akan dirilis data pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025, ADP Employment change dan indeks PCE prices.
Sejumlah saham yang bisa dicermati hari ini meliputi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR).
(Dhera Arizona)