MARKET NEWS

Dibombardir Sentimen Negatif, IHSG Bisa Tinggalkan Level 6.700?

Fiki Ariyanti 03/05/2023 13:45 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi I perdagangan hari ini (3/5) ditutup merosot 1,12 persen atau 77,02 poin ke 6.786.

Dibombardir Sentimen Negatif, IHSG Bisa Tinggalkan Level 6.700? (Foto MNC Media)

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi I perdagangan hari ini (3/5) ditutup merosot 1,12 persen atau 77,02 poin ke 6.786. Sementara pada pembukaan setelah sempat menguat, IHSG tergelincir 0,14 persen. 

Melihat laju IHSG sampai dengan siang ini, IHSG berpotensi terdepak dari 6.700, apabila level support tak mampu bertahan dari 6.735. 

Demikian prediksi Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana. Dia telah memproyeksikan dua skenario pada IHSG secara teknikal. 

"Pada bull skenario selama mampu berada di atas 6.735 sebagai support-nya, maka IHSG masih berpeluang menguat ke area 6.900-7.000. Namun pada bear skenario bila break 6.735, maka arahnya ke 6.673-6.705," katanya kepada idxchannel.com, Rabu (3/5/2023).

Herditya menjelaskan, ada beberapa sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG. Sentimen ini berasal dari eksternal.

"Sentimen yang memengaruhi IHSG di antaranya harga komoditas dunia dan investor cenderung wait and see akan FOMC Meeting dan meningkatnya kekhawatiran akan krisis perbankan AS," terangnya.

Herditya menyebut beberapa saham yang perlu dicermati atau menjadi rekomendasi saham pekan ini, antara lain:

TOWR 1100-1150
DOID 342-352
WOOD 430-440
GOTO 108-116
PNLF 294-310.

Sementara itu, Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya memprediksi laju IHSG menyusul pelemahan indeks siang ini.

"6.690 support kuat karena ada gap di sana, sedangkan resisten terdekat 6.850," tutur dia. 

Cheryl bilang, pelemahan IHSG disebabkan karena investor menanti FOMC meeting waktu setempat. FOMC meeting kali ini, sambungnya, sangat dicermati investor karena meluasnya dampak kenaikan suku bunga pada perekonomian AS. 

"Beberapa bulan lalu pasar tenaga kerja masih resilient terhadap kenaikan suku bunga, tapi semalam ada rilis data JOLTS yang menunjukan level terendah sejak April 2021," tuturnya.

"Apalagi krisis perbankan AS juga belum selesai, semalam dua saham bank terbesar di AS koreksi masing-masing lebih dari 20% sehari yaitu PacWest dan Western Alliance. Pelaku pasar khawatir kasus kolapsnya First Republic bukanlah yang terakhir," tandas Cheryl. 

(FAY)

SHARE