Diburu Investor, Harga Rights Issue BBTN (BBTN-R) Melonjak hingga 19,23 Persen
hingga tiga hari proses pelaksanaan berjalan, harga rights issue BBTN (BBTN-R) terpantau melonjak signifikan, seiring dengan tingginya minat investor.
IDXChannel - Proses Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) yang dilakukan oleh PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) tengah memasuki tahap masa pelaksanaan (exercise right) sekaligus masa perdagangan.
Tahapan rights issue tersebut dilaksanakan perusahaan sejak Rabu (28/12/2022) lalu hingga 5 Januari 2022 mendatang. Yang menarik, hingga tiga hari proses pelaksanaan berjalan, harga rights issue BBTN (BBTN-R) terpantau melonjak signifikan, seiring dengan tingginya minat investor.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (30/12/2022), harga BBTN-R bergerak atraktif pada perdagangan di Pasar Tunai, bahkan sempat menyentuh Rp155 per unit, meningkat 19,23 persen dibandingkan penutupan harga kemarin.
Didorong oleh aksi profit taking, harga BBTN-R memang sempat bergerak fluktuatif. Namun 30 menit sebelum perdagangan berakhir, harga BBTN-R kembali merangkak naik dan ditutup pada level Rp143.
Posisi penutupan tersebut terhitung melonjak 10 persen dibanding penutupan pada hari sebelumnya, yaitu Rp130 per unit. Sebanyak 240 ribu lot BBTN-R berpindah tangan dengan nilai transaksi Rp3,33 miliar.
Meski demikian, belum diketahui sekuritas yang aktif mengakumulasi BBTN-R, mengingat selama perdagangan pihak BEI masih belum merilis data tersebut, dan baru akan dapat terlihat pada sore nanti.
Namun dalam dua hari perdagangan sebelumnya, investor aktif mengoleksi BBTN-R melalui CGS-CIMB Sekuritas Indonesia, Sucor Sekuritas, dan Korea Investment and Sekuritas Indonesia.
CGS-CIMB Sekuritas Indonesia merupakan Joint Lead Underwriter sekaligus pembeli siaga (standby buyer) dalam rights issue BBTN.
HMETD BBTN atau BBTN-R merupakan hak bagi investor untuk mendapatkan saham baru BBTN dengan harga pelaksanaan Rp1.200. Masa pelaksanaan BBTN-R berlangsung sejak 28 Desember hingga 5 Januari 2023.
Setelah tanggal tersebut, maka BBTN-R akan hangus sehingga tidak bisa diperdagangkan lagi maupun ditebus menjadi saham baru BBTN.
BBTN-R diperdagangkan di Pasar Tunai hingga 5 Januari 2023 mendatang. Hal ini merupakan salah satu cara agar investor bisa mengikuti rights issue BBTN, meskipun belum memiliki HMETD.
Dengan membeli BBTN-R seharga Rp143 ditambah harga pelaksanaan Rp1.200 maka total modal yang dikeluarkan adalah Rp1.343 untuk mendapatkan harga saham baru BBTN.
Dengan harga tersebut sebenarnya hanya selisih tipis dengan harga saham induk BBTN yang tercatat Rp1.345 pada periode yang sama.
“Fundamental BBTN cukup bagus saat ini sehingga investor bisa mengakumulasi saham BBTN dengan dua cara, yakni melalui HMETD atau saham induk. Keduanya sama-sama memiliki valuasi yang murah dibandingkan bank besar lainnya,” ujar Analis MNC Sekuritas, Tirta Citradi.
Tirta menjabarkan baik BBTN-R maupun BBTN memiliki valuasi di bawah 1X price to book value (PBV). Sementara bank besar lainnya sudah memiliki valuasi di atas 2X PBV.
“Untuk mid term dan long term, saham BBTN ini memiliki potensi kenaikan yang lebih besar dibandingkan bank lain. Apalagi prospek BBTN pada tahun depan masih tumbuh positif,” tutur Tirta.
Sementara itu, dari pasar reguler investor asing tercatat mengakumulasi saham induk BBTN dalam 3 hari berturut-turut dengan nilai beli bersih (net foreign buy) Rp10,88 miliar. Akumulasi ini terjadi sejak 27 Desember hingga 29 Desember kemarin.
Hingga 29 Desember 2022, sebanyak 2,21 miliar BBTN-R telah ditebus menjadi saham baru BBTN. Jumlah ini setara dengan 64,3% dari total HMETD berkode BBTN-R yang berjumlah 3,44 miliar unit.
Dengan pelaksanaan 2,21 miliar HMETD, maka BBTN telah mendapatkan tambahan modal baru senilai Rp2,66 triliun. Adapun target keseluruhan dari aksi korporasi ini adalah Rp4,13 triliun. (TSA)