Dirut RATU: Bangun Kepemimpinan yang Memberi Nilai Tambah
Direktur Utama PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), Sumantri, punya pendekatan unik terhadap karier dan kepemimpinan.
IDXChannel - Direktur Utama PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), Sumantri, punya pendekatan unik terhadap karier dan kepemimpinan. Ia mengaku tidak pernah bercita-cita menjadi tokoh besar seperti direktur atau menteri.
Bagi Sumantri, hal terpenting dalam perjalanan hidup adalah menjadi pribadi yang memberi nilai tambah, di manapun berada.
“Nilai tambah itu tidak selalu dalam lingkungan yang besar seperti menjadi direktur atau menteri. Namun dalam lingkungan kecil pun kita ingin memberi nilai tambah,” kata Sumantri dalam podcast ‘The Fundamentals’ IDX Channel, dikutip Jumat (27/6/2025).
Filosofi ini juga ia bawa dalam lingkungan profesional. Setiap menerima kompensasi dari perusahaan, ia memastikan dirinya memberi dampak yang setara atau bahkan melebihi nilai yang diterima.
“Kalau di lingkungan perusahaan saya selalu berpikir misalnya ketika saya mendapat paket gaji setahun satu miliar gitu, saya selalu berpikir bagaimana perusahaan mendapat nilai tambah dari saya yang nilainya minimal satu miliar. Itu betul-betul secara disiplin saya hitung,” ujar dia.
Selama bekerja di berbagai sektor, dari perusahaan minyak di Maluku hingga tambang batubara di bawah entitas Korea Selatan, Sumantri fokus pada dampak nyata seperti peningkatan kesejahteraan pegawai lokal, mempererat relasi dengan pemangku kepentingan, hingga membuka akses pelatihan dan wawasan bagi staf lokal.
"Saya kirim pegawai lokal ke Jakarta untuk training. Kita dorong untuk selalu masuk ke area-area baru, wilayah-wilayah baru. Itu akan meningkatkan tingkat kepercayaan diri mereka," tuturnya.
Hal yang sama ia terapkan di perusahaan Korea tempatnya dulu bekerja. Ia bahkan mengajarkan kepada para eksekutif Korea cara-cara yang berempati dan menghormati masyarakat lokal dalam proses akuisisi lahan.
Lebih lanjut, di balik karirnya yang kini menjulang, Sumantri mengaku awalnya hanya yakin bahwa dengan kemampuan dan konsistensi, ia bisa memiliki peran penting, meskipun bukan secara spesifik membayangkan menjadi seorang pemimpin perusahaan.
“Karena di kampung kita sangat menonjol, dan saya kompetisi sampai level nasional juga bisa eksis. Jadi saya selalu berpikir, berarti kalau kita konsisten dari kampung dan dari Jakarta, kita bisa bertemu di panggung yang sama,” ujarnya.
Ia pun menekankan nilai tambah merupakan senjata paling kuat dalam dunia kerja. Menurut Sumantri, jika seseorang memiliki nilai tambah, maka tidak perlu merasa takut terhadap politik kantor, konflik internal, kampanye negatif, atau upaya pemerasan alias blackmail, karena pada akhirnya, terutama di lingkungan bisnis yang sangat rasional, yang akan dipertahankan adalah mereka yang dinilai memiliki nilai tambah.
“Bisnis itu soal membuat nilai tambah. Lebih jauh lagi adalah kamu bisa menghasilkan uang berapa, kamu bisa mendekati bos, kamu bisa cerita ke publik soal banyak hal. At the end, akhir tahun kan akan diuji. Kamu mencapai target atau tidak,” kata dia.
(Febrina Ratna Iskana)