Dolar Ikut Menguat di Tengah Kejutan Lonjakan Harga Minyak OPEC+
Dolar AS mengalami penguatan di awal perdagangan pekan ini.
IDXChannel - Dolar AS mengalami penguatan di awal perdagangan pekan ini, Senin (3/4). Kenaikan greenback Paman Sam ditengarai akibat munculnya kekhawatiran atas inflasi setelah pengumuman mengejutkan oleh produsen minyak utama yang tergabung dalam OPEC+.
Kebijakan OPEC+ ini juga diumumkan setelah data pada hari Jumat (31/3) menunjukkan belanja konsumen AS naik moderat pada bulan Februari lalu setelah melonjak pada bulan sebelumnya, dengan inflasi menunjukkan beberapa tanda pendinginan.
"Sementara meredanya risiko penularan krisis perbankan yang lebih luas, perkembangan positif di China dan ekspektasi bahwa The Fed mendekati akhir siklus pengetatan suku bunga, namun kenaikan harga minyak baru-baru ini karena langkah pemotongan produksi yang mengejutkan merupakan risiko baru terhadap inflasi," kata Christopher Wong, ahli strategi mata uang di OCBC di Singapura.
Wong juga menambahkan risiko inflasi terbaru menyiratkan pertarungan inflasi belum berakhir.
Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, naik ke level 102.665 atau sebesar 0,47%.
Sementara itu, Euro turun 0,25% menjadi USD1,0812, melayang mendekati level terendah dalam satu minggu. Adapun yen Jepang melemah 0,04% menjadi 132,86 per dolar.
Mata uang Inggris poundsterling berada di level USD1,2305, turun 0,22% di awal perdagangan pekan ini, Senin (3/4) setelah sempat menyentuh level terendah dalam satu minggu di level USD1,22825. Dolar Australia yang sensitif terhadap risiko kenaikan dolar juga turun 0,21% menjadi USD0,667 per dolar AS.
Dampaknya, imbal hasil (yield) Treasury AS dua tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, naik 2,7 basis poin menjadi 4,089%. Sementara Treasury 10-tahun naik 2,1 basis poin menjadi 3,511%.
Kartel minyak OPEC yang memutuskan untuk memangkas produksi lebih lanjut, yang menyebabkan pasar berekspektasi The Federal Reserve (The Fed) mungkin perlu menaikkan suku bunga pada pertemuan berikutnya.
Pasar sekarang memperkirakan kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed sebesar seperempat poin di bulan Mei menjadi 61%, dari sebelumnya hanya sekitar 48% pada Jumat lalu (3/4). Namun, pada akhir tahun, pemotongan suku bunga diperkirakan bakal mencapai 40 basis poin.
Pemotongan OPEC+ menyebabkan harga minyak meroket lebih dari 6% pada Senin (3/4).
Pemotongan ini diumumkan bahkan sebelum pertemuan virtual panel menteri OPEC+, yang mencakup perwakilan dari Arab Saudi dan Rusia, di mana keduanya juga diperkirakan akan mempertahankan pemotongan 2 juta barel per hari (bpd) yang sudah diumumkan pada akhir 2022 lalu dan berlaku hingga akhir 2023.
Pada Minggu (2/4), negara-negara produsen minyak mengumumkan menambah pengurangan produksi lebih lanjut sekitar 1,16 juta barel per hari. (ADF)