MARKET NEWS

Dongkrak Kinerja Tahun Ini, Bank Jago (ARTO) Andalkan Tiga Strategi

Taufan Sukma/IDX Channel 13/03/2023 14:25 WIB

dibandingkan kinerja bank digital lainnya, pelopor bank digital di Indonesia ini dianggap unggul pada biaya kredit (cost of credit/CoC) yang rendah.

Dongkrak Kinerja Tahun Ini, Bank Jago (ARTO) Andalkan Tiga Strategi (foto: MNC Media)

IDXChannel - Jelang habisnya periode triwulan I-2023, kalangan analis dan pelaku pasar pun mulai sibuk memprediksi dan menganalisa data laporan keuangan emiten untuk periode full year 2022 lalu.

Salah satunya kinerja PT Bank Jago Tbk (ARTO), yang oleh sebagian analis pasar modal diprediksi bakal mampu tumbuh positif di tahun ini.

Pasalnya, dibandingkan kinerja bank digital lainnya, pelopor bank digital di Indonesia ini dianggap unggul pada biaya kredit (cost of credit/CoC) yang rendah.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Erni Marsella Siahaan, misalnya, memprediksi pertumbuhan kredit dan pembiayaan syariah Bank Jago pada tahun ini akan lebih mengembirakan.

"Ada tiga saluran utama bagi pertumbuhan kredit Bank Jago, yaitu kolaborasi dengan GoTo Financial, BFI Finance (BFIN) dan pembiayaan syariah yang sebagian besar berasal dari kolaborasi dengan platform digital Amaan," ujar Erni, dalam keterangan resminya. 

Ketiga hal ini, menurut Erni, akan menjadi kunci kinerja ARTO ke depan, karena tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan pinjaman yang lebih solid dan berkualitas, namun juga untuk pencapaian net interest margin (NIM) yang lebih menjanjikan.

"Kami mengharapkan pertumbuhan pinjaman sebesar 68% di 2022 dan 65 persen di 2023 berasal dari tiga saluran utama tersebut," tutur Erni.

Hingga November 2022, kredit dan pembiayaan syariah Bank Jago mampu tumbuh 81,6 persen menjadi Rp8,74 triliun dari setahun sebelumnya Rp4,81 triliun.

Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga melesat bahkan melampaui pertumbuhan kredit. DPK tumbuh hampir dua kali lipat, dari Rp 3,34 triliun di November 2021 menjadi Rp 6,61 triliun pada November 2022.

Meskipun mencatatkan pertumbuhan kredit 82 persen, namun Erni mengatakan bahwa pertumbuhan kredit di Bank Jago belum optimal. Dia memprediksi seharusnya kredit Bank Jago bisa tumbuh 100% selama 2022.

"Sebagian besar karena banyak pertumbuhan pembiayaan syariah yang melambat (tumbuh 26% YoY). Sedangkan pertumbuhan kredit konvensional  masih memuaskan di 115% YoY pada november 2022," ungkap Erni.

Menurut Erni, perhatian utama investor terhadap bank digital adalah cost of credit (CoC) dan bukan hanya NIM yang tinggi. Oleh karena itu, Ciptadana membuat model perhitungan risk adjusted NIM yang merupakan formulai NIM dikurangi dengan CoC.

"Risk adjusted NIM adalah indikator profitabilitas yang bagus dalam pandangan kami," papar Erni.

Dengan perhitungan ini, Erni menjelaskan, Bank Jago merupakan bank yang tertinggi pada risk adjusted NIM dibandingkan bank digital lain. Risk adjusted NIM ARTO dikisaran delapan sampai 10 persen.

"Kami melihat ini menunjukkan ekspansi pinjaman yang lebih konservatif dari bank, yang akan menghasilkan pendapatan yang lebih berkelanjutan," urai Erni.

Ciptadana mempertahankan rekomendasi buy untuk ARTO dengan target harga Rp5.100. Target tersebut mencerminkan peluang peningkatan sebesar 99% dibandingkan harga pada hari ini.

Erni mengatakan kinerja saham Bank Jago pada 2022 dan 2023 tidak terlalu bagus yang didorong oleh sentimen negatif global pada suku bunga dan saham teknologi, dan diikuti oleh keluarnya saham ARTO dari MSCI Februari lalu. Namun, Ciptadana tetap memberikan valuasi premium untuk Bank Jago.

"Kami percaya bahwa penilaian premium atas bank digital di atas bank tradisional masih dibenarkan. karena diharapkan bank digital memberikan premium ROE di masa depan memanfaatkan efisiensi dan skala ekonomi setelah volume pinjaman ditingkatkan," tegas Erni. (TSA)

SHARE