MARKET NEWS

Dua Saham Emiten Rokok Turun Tajam, Puluhan Ribu Investor Meradang

TIM RISET IDX CHANNEL 07/07/2024 12:43 WIB

Dua saham emiten produsen rokok terkenan tekanan jual signifikan selama pekan lalu seiring salah satu perusahaan memutuskan untuk tidak membagikan dividen.

Dua Saham Emiten Rokok Turun Tajam, Puluhan Ribu Investor Meradang. (Foto: Gudang Garam)

IDXChannel – Dua saham emiten produsen rokok terkena tekanan jual signifikan selama pekan lalu seiring salah satu perusahaan memutuskan untuk tidak membagikan dividen tunai.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) melemah selama lima hari beruntun, membuat kinerja sepekan merosot 7,63 persen. Ini menjadikan WIIM salah satu top losers di pekan lalu.

Dihargai di angka Rp1.090 per saham pada Jumat (5/7) lalu, saham WIIM sudah turun tajam 38,59 persen sepanjang 2024 (year to date/YtD).

Penurunan tanpa henti pekan lalu terjadi usai saham WIIM menguat signifikan selama tiga hari (26-28 Juni 2024), menandakan aksi ambil untung (profit taking) jangka pendek yang terbilang cukup agresif.

Setali tiga uang, saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) selalu memerah sejak 28 Juni atau selama enam hari bursa berturut-turut.

Pemegang saham merespons negatif kabar raksasa rokok tersebut yang memutuskan untuk tidak membagikan dividen tunai tahun buku 2023.

Dalam sepekan, saham GGRM terdepresiasi 5,25 persen. Secara YtD, saham ini jatuh 15,62 persen, melanjutkan downtrend jangka panjangnya.

Dalam tiga tahun, tingkat pengembalian investasi alias return GGRM minus 54,93 persen.

Bahkan, dalam lima tahun belakangan, kinerja GGRM benar-benar buruk, turun tajam 79,82 persen, di tengah tingginya kenaikan cukai tembakau yang menekan laba perusahaan.

Tidak seperti pada tahun-tahun sebelumnya, laba GGRM pada 2023 seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja.

"Menyetujui penetapan penggunaan laba perseroan untuk tahun buku 2023 seluruhnya dimasukkan dalam akun saldo laba dan akan digunakan untuk menambah modal kerja, sehingga perseroan tidak membagikan dividen kepada pemegang saham," kata manajemen dalam ringkasan risalah RUPS Perseroan di keterbukaan informasi BEI, Selasa (2/7).

Padahal, GGRM pernah membagikan dividen Rp1.200 per saham pada 2023, sebesar Rp2.250 per saham setahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan auditan per 31 Desember 2023, GGRM membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp5,32 triliun pada 2023 atau melonjak dibanding realisasi periode sebelumnya sebesar Rp2,78 triliun.

Dari sisi pendapatan, turun menjadi Rp118,95 triliun pada tahun lalu dari sebelumnya Rp124,68 triliun. Namun biaya pokok pendapatan turun dari Rp113,59 triliun menjadi Rp104,36 triliun.

Pendapatan lainnya tercatat naik dari Rp151,74 miliar di 2022 menjadi Rp177,09 miliar pada 2023. Dan perseroan mencetak laba kurs bersih sebesar Rp5,69 miliar pada tahun lalu dari sebelumnya yang rugi Rp9,17 miliar.

Raksasa rokok lainnya, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) berhasil naik 2,11 persen selama sepekan, tetapi berbagi kecenderungan yang sama dengan kedua nama di muka: berada dalam tren penurunan mayor.

Per 31 Mei 2024, sebanyak 8.373 investor mengoleksi saham WIIM. Sementara, GGRM mencatat ada sebanyak 33.766 pemegang saham dan HMSP mencapai 70.376 investor. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE